Pesantren Tahfidz dan Yatim-Piatu Az-Zakia Bojonegoro
Tanamkan Anak Asuh Mental Mandiri dan Kreatif
Senin, 18 Juli 2016 22:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Tidak hadirnya bapak atau ibu, bahkan keduanya, kerap menjadikan tumbuh kembang anak kurang sempurna. Bisa jadi anak tumbuh minder dan merasa tidak bisa sukses. Lalu, bagaimana dengan anak yatim atau piatu di panti asuhan, yang orangtuanya sudah tidak lengkap, atau keduanya sudah tiada?
Di Yayasan Az-Zakia Bojonegoro, salah satu pesantren tahfidz dan yatim-piatu, hal ini disikapi dengan kegiatan kreatif. Pada lembaga yang sudah berdiri sejak 2007 lalu itu, para santri diajarkan berbagai keterampilan, seperti jahit, konveksi, dan kerajinan tangan.
Selain hafalan Quran dan wawasan agama, pihak pengurus merasa perlu membekali santrinya agar menjadi insan yang mandiri dan kreatif. "Kami berupaya sebisa mungkin, agar santri-santri kami tidak bermental peminta. Mereka harus percaya diri dan tidak boleh meratap," terang Ketua Yayasan Az-Zakia Istinawati.
Perempuan dari Kabupaten Trenggalek itu menambahkan ada 3 jenis santri yang dibina di lembaganya. Pertama adalah santri yatim-piatu, kedua adalah santri tahfidz balita, dan ketiga adalah santri luar biasa atau berkebutuhan khusus. Hal ini sesuai dengan latar belakangnya yakni pendidik sekolah luar biasa.
Pada satu kesempatan tampak 5 sampai 8 santriwati tengah menggunting tas plastik. Tas plastik itu dibuat jadi beberapa potongan. Warnanya juga macam-macam. Ada merah, hitam, biru, dan putih. Di tempat lain tampak beberapa toples hias dengan motif bunga-bunga. Ada juga celengan berbentuk tabung dengan bergambar salah satu tokoh kartun.
"Kami sedang membuat kerajinan tangan dari bahan plastik. Biasanya ini kami jual atau jadi souvenir buat para tamu," kata salah satu santriwati bernama Cici.
Siswi kelas V Sekolah Dasar (SD) itu tangannya kelihatan terampil. Katanya, dia sudah bisa membuat toples hias dan celengan. Di depan BBC, dia juga menunjukkan tas tangan buatannya. Tas tangan itu terbuat dari kain dengan hiasan renda pada pengaitnya.
Cici merupakan anak yang tumbuh dari Ibu tuna rungu wicara. Namun dia mengaku tak pernah minder dengan keadaan itu. Dia bergerak dengan gesit dan ceria. Selembar foto yang menunjukkan dia tampil di atas panggung diperlihatkan dengan penuh percaya diri. (rul/tap)