40 Persen Petani di Bojonegoro Terlambat Panen
Jumat, 22 Juli 2016 18:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Kota - Baru 60 persen petani di wilayah Bojonegoro yang merasakan panen padi untuk tanaman Musim Kering (MK) 1. Sisanya masih belum panen, karena mengalami telat tanam. Akibatnya 40 persen petani ini panennya agak lambat.
"Kelambatan petani yang belum panen ini di lahan persawahan yang jauh air. Berbeda dengan sawah yang berada di sepanjang Bengawan Solo, saat ini sudah mulai tanam ketiga atau biasanya istilah pertaniannya MK-2 (Musim Kering 2)," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro Jupari, Jumat (22/07).
Jupari menambahkan, saat ini untuk lahan sawah tadah hujan maka diharapkan dilanjutkan dengan tanam palawija atau jagung. Sebab, kedua tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak air. Namun untuk lahan di sepanjang Bengawan Solo, seperti Kalitidu, Trucuk, Kapas, Balen, Sumberrejo, Kanor, dan Baureno, bisa melanjutkan tanam padi ketiga.
"Untuk panen gabah saat ini harga gabah di Bojonegoro berkisar Rp 3.500 sampai Rp 3.800 per kilogram, sesuai dengan kualitas gabahnya kering panen," pungkasnya. (mol/tap)