Perajin Kayu Jati Desa Banaran Kecamatan Malo
Sepi Pembeli, Perajin Banyak yang Gulung Tikar
Sabtu, 30 Juli 2016 12:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Malo -Sekarang ini tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa dahulu di Desa Banaran Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro merupakan pusat perajin kayu Jati yang terkenal hingga luar daerah. Sebab, kondisinya sudah jauh berbeda dengan dahulu. Saat ini bahkan perajin kayu jati yang menyulap limbah kayu jati menjadi aneka bentuk binatang seperti sapi, harimau dan lain sebagainya, hanya tersisa dua perajin.
Gulung tikar itu disebabkan karena sepinya pesanan atau pembeli. Seperti yang diungkapkan oleh Umiyati (38) salah satu perajin. Umi mengaku saat ini dirinya hanya menjadikan pekerjaan mengolah limbah kayu jati ini menjadi kerajinan bernilai seni itu sebagai pekerjaan sampingan. Saat ini, kata Umi, hanya tersisa dua perajin di desanya, dia dan seorang tetangganya.
“Dulu banyak di sini perajin. Tapi sekarang sudah banyak yang gulung tikar. Tinggal dua perajin saja, Mas," ungkap Umi, Sabtu (30/07).
Umi menjadi perajin hanya membantu sang suami, Ali Maksum (40). Mereka sudah 25 tahun lamanya menjadi perajin kayu jati tersebut. Umi mengatakan konsumennya lebih banyak dari daerah Ngawi dan luar kota lainnya. Sedangkan di Bojonegoro sendiri masih minim.
Untuk harga produk ia membandrol dengan harga Rp300 ribu hingga Rp8 juta untuk masing-masing barang, tergantung jenis, ukuran dan tingkat kesulitannya.
“Pemerintah Bojonegoro sama sekali tidak pernah memperhatikan, Mas. Kami kesulitan memasarkan produk. Sudah dititipkan di toko - toko tapi hasilnya nihil," keluhnya.
Umi bahkan lebih sering mendapat bantuan dari KPH Parengan daripada oleh Pemkab Bojonegoro. Ia mengaku dulu sering diberikan pengarahan serta bantuan berupa bahan baku dan dana oleh pihak KPH.
Suaminya sehari - hari juga seorang petani dan tukang. Jika pesanan sepi, maka suaminya harus kembali menjadi tukang untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Ia berharap pemerintah lebih perhatian agar ia tidak bernasib sama dengan perajin lain yang harus gulung tikar.
"Biasanya produk kita juga diikutkan pameran oleh KPH Parengan kami merasa terbantu," pungkasnya.(pin/moha)