Belajar Astronomi, Datang Saja ke Bosscha Bandung
Kamis, 18 Agustus 2016 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
MASIH ingat film Petualangan Sherina tempo dulu, dimana salah satu tempat syutingnya adalah observatorium Bosscha yang terletak di Lembang Bandung, Jawa Barat. Observatorium terbesar se-Indonesia ini menjadi tempat penelitian fenomena astronomi dibawah naungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu pada tahun 2004, Observatorium Bosscha menjadi tempat cagar budaya dan dilindungi oleh pemerintah.
Pada Sabtu, 14 Agustus, lalu beritabojonegoro.com berkesempatan mengunjungi Obsevatorium Bosscha yang dibangun pada 1923 sampai 1928 oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Penyandang dananya utamanya adalah Karel Albert Rudolf Bosscha. Sehingga dari sinilah nama Bosscha berasal.
Kompleks Bosscha seluas 8 hektar ini memang bukan merupakan tempat wisata. Karena tujuan pembangunan obsevatorium ini adalah untuk penelitian. Namun jangan khawatir, Bosscha juga menerima kunjungan masyarakat ataupun siswa pada waktu tertentu. Untuk siswa sekolah atau instansi bisa melakukan kunjungan pada Senin- Jumat. Sedangkan untuk perorangan, atau keluarga pada hari Sabtu.
Pada waktu kunjungan Sabtu siang itu, para pengunjung termasuk beritabojonegoro.com, mendapat arahan dari staff Observatorium Bosscha mengenai Bosscha dan cara kerja teropong terbesar bernama Zeiss. Denny Mandey, staff observatorium, setia mendampingi para pengunjung observatorium untuk menerangkan tentang Bosscha.
Denny menjelaskan bahwa kompleks Bosscha sudah berumur lebih dari 80 tahun, dan mulanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Karena sesuai dengan tujuan awal pendiriannya, observaorium ini adalah untuk penelitian. Seiring berkembangnya zaman, kebun teh di sekeliling Bosscha telah berubah menjadi permukiman warga. Sehingga diterapkan kebijakan kunjungan untuk memperlancar kegiatan di Bosscha sendiri.
"Pada saat melakukan penelitian, kompleks Bosscha ini semua lampu harus dipadamkan. Karena cahaya lampu bisa menyebabkan polusi dan berkurangnya kinerja teropong," ungkapnya kepada puluhan pengunjung.
Namun saat berkunjung, tidak selalu bisa memperlihatkan cara kerja langsung teropong Zeiss. Ada beberapa syarat seperti hanya bisa dilakukan malam hari, dan saat cuaca yang cerah, tidak berembun apalagi hujan.
"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lensa teropong dari air hujan. Karena ketika lensa sudah terkena air maka teropong tidak lagi bisa digunakan. Bahkan dalam pembersihan teropong, maksimal hanya bisa dilakukan dua kali setahun," terangnya.
Setelah mendapat arahan mengenai Bosscha dan teropong yang ada di Bosscha, pengunjung diajak ke ruang multimedia untuk melihat foto-foto antariksa. Ada foto-foto mengenai rasi bintang, galaksi, dan planet-planet di galaksi Milky Way.
Bosscha bisa menjadi alternatif wisata yang menyenangkan untuk anak-anak. Suasana kompleks Bosscha yang sejuk mampu menyegarkan mata yang lelah melihat kemacetan. Anak-anak juga akan senang belajar sesuatu yang tidak ada di sekolahnya. Mereka tentu saja mendapat tambahan ilmu tentang semesta. (ver/tap)