Profil Netizen Bojonegoro Yanuar Panji Abadi
Media Sosial Bukan Hanya untuk Curhat, Tetapi Bermanfaat bagi Sesama
Senin, 29 Agustus 2016 10:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
TINGGINYA pengguna media sosial khususnya facebook di Indonesia menjadikan facebook sebagai tempat pertama dalam menerima ataupun mencari informasi. Dengan perkembangan teknologi, dunia terasa ada di genggaman tangan saja. Siapapun yang memiliki akun media sosial bisa mengunggah informasi apapun. Kerapkali informasi yang tersebar ini hoax ataupun mengandung kebencian sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat.
Hadirnya satu fasilitas facebook yakni grup dimanfaatkan oleh Yanuar untuk membuat satu grup yang memuat informasi seputar Bojonegoro. Grup yang sudah berdiri sejak 31 Januari 2014 itu saat ini sudah memiliki anggota 38 ribu. Di mana sistem perekrutan anggota tidak menggunakan undangan. Sehingga anggota yang ingin menjadi anggota grup bisa menggabungkan sendiri.
"Saya ingin grup ini menjadi salah satu grup yang aktif menginformasikan perkembangan terkini terkait situasi dan kondisi Bojonegoro. Melalui grup facebook ini, nantinya akan terbentuk sebuah komunitas. Di mana komunitas ini berisikan anak-anak muda yang memiliki kegiatan positif." ungkapnya kepada BeritaBojonegoro.com.
Namun membuat grup berbeda dengan memajukannya. Memajukan sebuah grup tidaklah mudah. Sebab kemajuan sebuah grup, tidak hanya anggota tetapi juga harus dikelola dengan baik. Grup yang Yanuar kelola sebisa mungkin memperhatikan kenyamanan para anggota.
Sebagai admin berusaha memilah postingan yang sekiranya bisa membuat suasana tidak kondusif. Selain itu, ia juga menerima setiap kritik dan saran. Kritik dan saran tersebut dirangkum dan terbentuklah rule atau peraturan grup. Peraturan ini didapat dari pemahaman dan pengalaman saat mengelola grup. Sebagai contoh, ada hari khusus di mana anggota bisa berdangang, di hari Rabu #rabuniaga. Dan #freepost di hari Minggu. Bebas posting, tidak terbatas pada informasi. Bisa humor dan sebagainya. Namun tetap pada koridor peraturan grup.
"Jadi dengan satu grup medsos, kita ingin menyuguhkan sebuah pengalaman bermedia sosial. Di mana anggota bisa memberi maupun megakses informasi, serta kegiatan lain yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Namun tentu saja, sebagai admin di grup dunia maya memiliki suka dukanya sendiri. Yanuar menuturkan bahwa menjadi admin grup facebook itu sukarela. Tidak dibayar, dan harus siap dihujat. Karena banyak anggota yang tidak terima jikalau post nya dihapus admin. Padahal admin tidak akan menghapus postingan jika tidak ada pelanggaran terhadap peraturan grup. Ditambah lagi tanggungjawab menjadi pemilik grup lebih besar.
"Jadi owner itu kita harus benar-benar bijak mengambil keputusan. Karena, selain harus mengontrol admin lain, kita harus bisa mengontrol diri sendiri. Jika terdapat masalah di grup, sudah menjadi tugas saya sebagai owner untuk mem back up admin yang sedang mendapat masalah,Terkena masalah dalam arti, ada anggota yang tidak terima karena postingannya dihapus salah satu admin," tuturnya.
Dalam mengelola sebuah grup, Yanuar berpendapat bahwa semakin besar anggotanya, maka adminnya juga harus diperbanyak, supaya seimbang. Saat ini grup yang dia kelola jumlah admin ada 13 orang. Dan dalam waktu kedepan akan diperbanyak.
Sebagai seorang admin grup dunia maya, Yanuar juga harus tetap melanjutkan hidupnya di dunia nyata. Untuk itulah salah satu fungsi admin dengan jumlah banyak. Mereka bisa saling bergantian mengelola grup.
"Jika di siang hari saya bekerja, ada admin lain yang stay untuk tugas kontrol grup. Jadi kita saling mengisi saja," tuturnya.
Menghidupkan sebuah grup facebook tidaklah mudah. Karena bukan hanya admin, tetapi keberadaan anggota juga yang menentukan perkembangan suatu grup. Sehingga Yanuar berharap adanya kerjasama dari para anggota jika ada post melanggar aturan, untuk melaporkan kiriman atau coleg/tag admin.
Sampai akhirnya kerja keras semuanya berbuah manis. Sekarang ini grup Media Bojonegoro yang dia kelola bersama teman-temannya sering dijadikan bahkan menjadi media favorit untuk bertanya atau membagi informasi. Fast respon, hampir setiap pertanyaan yang diunggah, selalu mendapat jawaban dari anggota lain dengan cepat. Juga kala kita membagi informasi, selalu ada anggota yang menanggapi informasi tsb. Walau tidak semua menanggapi dengan positif, tapi itulah perbedaan. Semakin banyak orang, semakin banyak pula sudut pandang.
Meski kadangkala, ada anggota yang menyampaikan keluh kesahnya terhadap kebijakan atau pembangunan di Bojonegoro yang di posting grup. Yanuar mengakui bahwa, Bojonegoro sebagai kota yang menerapkan Open Government Parnertship memiliki beberapa akses untuk melaporkan langsung kepada Bupati,contohnya sms bupati. Namun para anggota justru mempostingnya di grup.
"Dengan posting di Medsos, walau tidak jelas ada tindak lanjut untuk laporannya, setidaknya keluhan mereka ada yang mendengar. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Ketika membagi keluh kesah, itu akan sedikit meringankan beban di benak kita. Itu mungkin kenapa orang cenderung memanfaatkan medsos untuk anggota apresiasi atau keluh kesah untuk kotanya."
Terakhir, Yanuar berharap dengan adanya media sosial, semakin tambah umur semakin dewasa dalam menentukan sikap menggunakan media sosial. Keberadaan media sosial tidak hanya untuk ajang pamer, curhat dan debat. Tapi di sisi lain, dengan medsos bisa menjadi bermanfaat bagi
Lelaki kelahiran Bojonegoro, 23 Januari 1987 ini memiliki beberapa akun media sosial selain facebook yaitu whatsapp, BBM dan instagram. (ver/kik)