Putri Dwi Yanti
Cantik-cantik Jago Silat, Kini Jadi Satpam Rumah Sakit
Selasa, 20 September 2016 07:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Bojonegoro Kota - Profesi security atau petugas keamanan biasanya identik bagi kalangan laki-laki. Sehingga jarang bagi perempuan, apalagi berparas cantik, berminat menjalani profesi tersebut. Namun pemandangan lain tampak berbeda di satu sudut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikusumo, Bojonegoro.
Jika tidak menggunakan seragamnya, orang- orang pasti menyangka Putri Dwi Yanti (20) adalah seorang model. Dalam balutan jilbabnya terpancar wajah yang cerah rupawan. Senyumnya tak pernah pudar dari wajahnya. Sesekali dia membukakan pintu bagi penunggu pasien, yang hendak membesuk keluarga atau kenalannya.
"Kerja di sini baru baru 5 bulan. Sebelumnya kita mengikuti rekrutmen dan alhamdulillah bisa keterima," ujar Putri, panggilan akrabnya, pada beritabojonegoro.com (BBC), Senin (19/9/2016) siang.
Sebelumnya dia mengaku juga mengikuti training selama seminggu. Kala itu pelatihannya berlangsung di Brimob Bojonegoro. Di sana dia mendapat beberapa materi meliputi standard keamanan dan dunia kesehatan.
Anak kedua dari dua bersaudara itu juga mengatakan telah menguasai salah satu aliran bela diri. Hal itu sudah didalaminya sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menurutnya ketrampilan silat sangat penting bagi perempuan masa kini. Paling tidak untuk menjaga diri dari godaan yang tidak terduga.
"Di sini kerjanya sistem shift. Kadang suka takut juga kalo pulang malam. Paling larut biasanya jam 11 malam," imbuh perempuan kelahiran 20 November 1995 itu.
Putri lagi-lagi terpaksa berhenti berkisah karena menimpali seorang perawat yang menyapanya. Tidak lupa dia juga membukakan pintu agar perawat tersebut dapat melintas. Saban hari kegiatannya tidak lepas dari melayani masyarakat. Tidak jarang pada tanggal merah dia juga harus berangkat kerja.
Dari Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Putri menambahkan biasa menjalani kerja selama 8 jam/hari. Tentu saja, bagi Putri, pekerjaan tersebut dirasa berat. Terutama ketika mengingatkan para pembesuk. Kadangkala mereka susah diingatkan.
"Yang paling memberatkan itu biasanya karena security tempatnya orang salah. Jika ada apa-apa selalu saja kita disalahkan," sambungnya lirih.
Menanggapi hal tersebut pihaknya menganggap bahwa itu semua merupakan resiko dari pekerjaan. Sehingga haru diterima dan disikapi dengan profesional. Sejauh ini dia merasa enjoy saja dengan pekerjaannya. (rul/kik)