Iwan (26) Pengusaha Muda Jamur Krispi
Baru 4 Bulan Jualan, Pemuda Ini Sudah Mampu Ekspor ke Hongkong
Sabtu, 12 November 2016 17:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kota - Memulai sebuah usaha memang tidaklah mudah. Itu diakui Iwan (26), pemuda Bojonegoro yang belum lama berwirausaha di bidang kuliner. Namun, dengan tekad yang kuat, dia membuktikan bahwa pemula juga bisa berhasil.
Meski baru sekitar 4 bulan memulai usaha berjualan olahan jamur krispi, kini dia sudah mampu dua kali mengekspor produknya ke luar negeri. " Kedua - duanya ke negara Hongkong," ungkap Iwan kepada beritabojonegoro.com (BBC), Sabtu (12/11/2016).
Konsumen sendiri dia dapatkan dari promosi melalui media sosial facebook. Para pembeli ini adalah para TKI yang berteman dengannya di jejaring sosial tersebut. Meski jumlah order masih terbilang belum banyak, hanya sekitar 20 bungkus sekali kirim, baginya itu adalah langkah pengenalan produk bagi para konsumen.
"Kita promosi melalui grup - grup (facebook), akhirnya mendapatkan pesanan," terangnya.
Bapak dua anak ini memliki pekerjaan utama sebagai seorang ahli desain grafis. Dia ingin terjun ke dunia usaha karena tertarik melihat peluang usaha olahan jamur tiram putih di kabupaten Bojonegoro. Selain itu, menjadi karyawan tampaknya tak selalu bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat.
Bersama sang istri, dia memproduksi jamur tiram krispi itu di rumahnya Jalan Mliwisputih 144 Bojonegoro. Keeahlian mengolah jamur tiram menjadi krispi siap jual ia dapat secara otodidak dengan panduan tutorial di internet. "Setelah melihat peluang, ya cari - cari di internet cara mengolah jamur," kata Iwan.
Untuk satu bungkus produknya, dia menjual dengan harga Rp 15 ribu. Dalam satu Minggu Iwan bersama sang istri mampu mengolah kurang lebih 50 Kilogram jamur tiram. Setelah diolah, dari 50 Kg jamur itu bisa dihasilkan sekitar 300 bungkus produk siap jual.
Untuk mengenalkan produknya, ia memberi nama Si-J, kepanjangan JAHATERS (Jamur Sehat Lovers). Karena masih tergolong baru, saat ini Iwan masih sibuk memperkenalkan produknya kepada para calon konsumen. Dari sekitar 300 bungkus per Minggu itu, omzet yang diperoleh pun belum stabil. Bahkan dia masih bisa memberikan diskon untuk promosi.
"Rata - rata Rp 150 ribu per Minggu sudah bagus, karena sisanya kita berikan tester bagi konsumen," katanya.
Iwan berharap dengan dikembangkannya produk olahan jamur ini para petani jamur yang kesulitan dalam proses penjualan hasil panennya bisa sedikit terbantu.
"Selama ini mereka mengaku masih kesulitan menjual hasil panen jamurnya, saya berusaha mengambil peluang itu sekaligus membantu mereka," pungkasnya.(pin/moha)