Penjual Getuk Keliling
Tiap Hari Jalan Kaki Hingga 10 Kilometer
Senin, 14 September 2015 22:00 WIBOleh Ahmad Bukhori
Oleh Ahmad Bukhori
Balen - Sapaan akrabnya, Yu Mah. Begitulah orang-orang biasa memanggil. Rambutnya sudah tampak memutih. Kulit tangannya pun terlihat banyak berkerut. Namun, tenaganya masih cukup kuat.
Tiap hari dengan menggendong rinjing, berjalan kaki menyusuri jalan-jalan desa. Entah, sudah berapa ribu kilometer jalanan yang dia tempuh. Telapak kakinya pun pecah-pecah. Hanya bersandal jepit. Dialah, Salamah (60). Perempuan tua penjaja getuk, asal Desa Kedungdowo, Kecamatan Balen.
Setiap hari Yu Mah melangkah dari desa ke desa menjual getuk. Rute jualannya per hari kira-kira jaraknya 10 kilometer. Itu ditempuhnya hanya dengan jalan kaki. "Lha, mau naik apa, Mas. Lha wong naik sepeda onthel saja saya nggak bisa," ujarnya polos sambil tersenyum, saat ditemui BBC sebutan BeritaBojonegoro.com, Senin (14/09) siang.
Dia menjelaskan, setiap hari tubuhnya yang mulai renta itu selalu digerakkan. Beraktivitas mulai pagi hingga malam. Setiap sore, tuturnya, selepas berkeliling menjajakan getuk, dia mengolah singkong sebagai bahan utama getuk. Menjelang pagi dia menyiapkan getuk yang sudah matang ke dalam rinjing. Sekira pukul 08.00 WIB dia berangkat jualan sampai petang.
Yu Mah mengaku, sudah puluhan tahun menelateni jualan getuk keliling. "Ya, mungkin sudah 40 tahunan, saya jualan getuk. Sejak anak-anak saya masih kecil, sampai kini keempat anaknya sudah rumah tangga," terangnya.
Dia tidak pernah memasang harga pasti setiap satu porsi getuknya. Harga tergantung pembeli. "Berapapun saya layani. Beli Rp 500 pun tetap saya layani," ungkap Yu Mah.
Tidak lupa, Yu Mah tetap bersyukur. Meski, usia terus menua, dia masih tampak bugar dan sehat. "Ya, mungkin ini karena sering jalan kaki tiap hari," jawabnya sembari tertawa kecil. (ori/tap)
*) Foto Yu Mah penjual getuk