Rahman Bima Tirta Aji, Remaja Penekun Karawitan
Selain Melestarikan Budaya Jawa, Bima Juga Bisa Membanggakan Orang Tua
Rabu, 11 Januari 2017 13:00 WIBOleh Rischa Novian Indriyani
Oleh Rischa Novian Indriyani
RAHMAN Bima Tirta Aji. Remaja asal Desa Nglumber RT 03 RW 01 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro ini mengaku menyukai kebudayaan Jawa, khususnya musik alias karawitan. Bukan hanya sebagai penikmat, tetapi dia terlibat di dalamnya. Saking serius menekuni karawitan, dia sampai menyabet banyak penghargaan.
Bagi sebagian banyak remaja saat ini, budaya Jawa terasa asing. Para remaja masa kini lebih akrab dan menyukai budaya atau musik yang populer atau bahkan bukan asli Indonesia.
Tetapi tidak begitu dengan Bima. Remaja 14 tahun siswa SMP Negeri 1 Baureno ini lebih menyukai musik dan gending-gending Jawa.
Bima yang merupakan anak dari pasangan Sutiono (48) dan Kiswati (48) ini mengaku hobi dan bakat menyanyinya tersebut didapat dari sang ayah (Sutiono) yang memang memiliki suara merdu dan juga gemar menyanyi lagu-lagu jawa.
Kepada beritabojonegoro.com (BBC), Sutiono membenarkan itu. Dia mengaku saat anaknya (Bima) masih SD, dia sering memutarkan lagu Jawa sepulang sekolah.
”Lama lama anak saya mengatakan kesukaannya, hingga tertarik dan minta diajari untuk menyanyikan lagu-lagu tersebut,” ujar Sutiono.
Lambat laun, saat menginjak bangku SMP, Bima mulai menampakkan bakatnya bermusik Jawa. Prestasi pertamanya adalah saat mengikuti lomba tembang macapat tingkat SMP se-Jawa Timur yang diadakan di Unesa (Universitas Negeri Surabaya). Bima meraih juara 3 dalam lomba itu.
Tak berhenti sampai di situ, Bima semakin sering mengikuti perlombaan dan seringkali juara. Di antaranya, pada 2015 lalu, dia meraih juara 2 dalam ajang Campur Sari Idol Bojonegoro yang digelar Pemkab, juga juara 3 lomba pidato bahasa Jawa tingkat kabupaten pada 2016 lalu, dan juara harapan 1 grup karawitan mewakili Bojonegoro tingkat provinsi yang diadakan di Banyuwangi pada 2016.
Remaja bersuara merdu yang mengaku mengidolakan penyanyi campur sari legendaris asal Surakarta Didi Kempot ini mengatakan sangat senang terjun ke bidang tersebut. "Di samping ikut melestarikan kebudayaan Jawa juga paling tidak dapat membanggakan kedua orang tua," aku Bima. (rni/moha)
Foto dokumentasi pribadi