Sakit Kambuh, Seorang Perempuan Buruh Tani Meninggal di Sawah
Minggu, 26 Februari 2017 20:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Dander - Tuntutan kebutuhan hidup kerap memaksa seseorang melupakan kondisi tubuhnya. Meski sakit tetap saja dipaksakan untuk bekerja. Akibatnya berujung maut. Seperti dialami seorang perempuan buruh tani asal Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro pada Minggu (26/02/2017) sore sekira pukul 15.00 WIB.
Perempuan bernama Sarmini (55), warga Dukuh Panggang Desa Ngumpakdalem RT 03 RW 01 Kecamatan Dander, itu tiba-tiba sakitnya kambuh dan meninggal dunia di persawahan Desa/Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
Menurut penuturan saksi Sulastri (40) dan Wahyuni (36), rekan kerja korban asal Desa Ngumpakdalem, korban Sarmini seperti biasa berangkat kerja sebagai penanam padi (borong tandur) bersama 10 orang temannya, para ibu ibu, Minggu pagi pukul 06.00 WIB, di persawahan Desa Dander. "Saat berangkat dan mulai bekerja di sawah kondisinya masih biasa saja," ujar Sulastri.
Namun menginjak sore hari pukul 15.00 WIB, korban tiba-tiba mengeluh lemas dan pandangan berkunang-kunang. Akhirnya oleh teman-temanya dia dibopong dan didudukkan di pematang sawah. "Tapi korban tambah lemas, sampai meninggal dunia," imbuhnya.
Kejadian ini pun segera dilaporkan ke pihak perangkat Desa Dander dan diteruskan ke Polsek Dander. Setelah menerima laporan tersebut, Polsek Dander mendatangi lokasi dengan petugas medis dari Puskesmas Dander.
Kapolsek Dander AKP Sunarmin, mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan luar petugas medis di tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Adapun ciri-ciri mayat, jenis kelamin perempuan, panjang mayat 160 centimeter, muka pucat bersih, kepala bersih, rambut hitam beruban, dan leher bersih.
"Korban meninggal karena sakit. Ini diperkuat keterangan keluarga dan tetangga bahwa korban punya riwayat batuk. Bahkan kemarin muntah darah, namun tadi pagi tetap berangkat kerja," kata Kapolsek.
AKP Sunarmin menambahkan, pihak keluarga korban tidak berkenan dilakukan otopsi dan menerima kejadian sebagai musibah serta takdir dari Allah.
"Selanjutnya dengan dibuat surat pernyataan, jenazah korban diserahkan kepada ahli warisnya untuk dimakamkan," pungkasnya. (ver/tap)