Peristiwa Gantung Diri
Diduga Putus Asa, Seorang Nenek di Sugihwaras Akhiri Hidup Dengan Gantung Diri
Sabtu, 22 April 2017 14:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Sugihwaras - Diduga karena putus asa akibat penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh, seorang nenek warga Desa Drenges Kecamatan Sugihwaras, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Dia ditemukan tewas gantung diri oleh cucunya, di dalam kamar rumahnya pada Sabtu (22/04/2017) sekira pukul 05.30 WIB pagi tadi.
Korban bernama Sumini (75), yang selama ini tinggal serumah bersama cucunya, Darsam (40) dan istrinya Wati (38), warga Dusun Nglantung Desa Drenges RT 007 RW 002 Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro.
Menurut keterangan Kapolsek Sugihwaras, AKP Temi Arrochman, kronologi peristiwa tersebut berawal pada Sabtu (22/04/2017) sekira pukul 04.30 WIB pagi tadi, Wati (38), cucu korban yang tinggal serumah dengan korban, bangun dari tidur dan memasak air. Setelah itu, sekira pukul 05.30 WIB, saksi berniat membangunkan korban, namun betapa terkejutnya, saksi Wati mendapati korban sudah tergantung dengan memakai kain selendang warna merah menghadap ke timur, pada kayu plafon di dalam kamar tidur korban.
“Selanjutnya saksi Wati berteriak minta tolong pada para tetangga,” terang AKP Temi Arrochman.
Mendengar teriakan tersebut, para tetangga dan kerabat terdekat segera berdatangan, yang selanjutnya segera menurunkan korban dan melaporkan peristiwa tersebut kepada perangkat desa setempat lalu diteruskan ke Polsek Sugihwaras.
“Saat diturunkan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” imbuh Kapolsek.
Setelah menerima laporan tersebut, petugas dari Polsek Sugihwaras segera mendatangi rumah korban bersama petugas medis dari puskesmas setempat, didampingi petugas dari Koramil dan Satpol PP Kecamatan Sugihwaras. Dan dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis dari puskesmas, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Korban dipastikan meninggal dunia karena gantung diri.
“Diduga korban putus asa karena mempunyai penyakit hipertensi yang tidak kunjung sembuh," ungkap AKP Temi Arrochman.
Atas terjadinya peristiwa tersebut, keluarga korban menerima sebagai musibah dan takdir dari Yang Maha Kuasa, selanjutnya keluarga korban meminta untuk tidak dilakukan otopsi, yang dinyatakan dengan membuat surat pernyataan, tidak akan menuntut pihak manapun atas terjadinya peristiwa tersebut.
Dengan disaksikan oleh perangkat desa setempat dan warga setempat, jenazah korban diserahkan kepada ahli warisnya, untuk segera dimakamkan. (her/inc)