Rutan Blora Rencanakan Bentuk Ponpes Rutan
Sabtu, 13 Mei 2017 20:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
BLORA – Berkaca dari kejadian di rutan Pekanbaru beberapa waktu lalu, membuat Rumah Tahanan Kelas II B Blora, Jawa Tengah, memiliki cara khusus untuk mengantisipasi, kemungkinan terjadinya aksi narapidana kabur, kerusuhan dan peredaran narkoba di dalam rutan. Mereka menerapkan metode pendekatan secara religius kepada setiap warga binaan yang ada di sana.
Kepala Rutan Blora, Yoga Aditya Ruswanto mengatakan, dengan memberikan penguatan agama dan mental bagi para warga binaan, diyakini bisa membuat mereka lebih tenang dan mampu memperbaiki ahklak mereka.
“ Saya kira kalau mereka dapat siraman rohani dan menggunakan nuansa pondok, mereka tentu akan lebih tenang dan nyaman selama menjalani hukuman di rutan ini” jelasnya
Menurutnya dengan program pondok pesantren di dalam rutan Blora ini, nantinya bisa meminimalisir terjadinya bentrok dan sejumlah aksi brutal dari para narapidana. Oleh sebab itu dengan adanya rencana di dirikan pesantren rutan ini, diharapkan bisa memberikan penguatan agama dan mental bagi para warga binaan.
“Rencana ini nanti akan kami resmikan sebelum puasa, tentu ini nanti akan menjadikan nuansa baru bagi mereka, tentu seperti ponpes pada umumnya dengan menggunakan baju koko dan berpeci juga, hanya saja tempatnya di dalam rutan,” imbuhnya
Yoga menjelaskan, langkah ini di anggap penting, melihat jumlah tahanan rutan Blora yang mencapai 224 orang dan tidak sebanding dengan petugas yang hanya 3 orang per shift. Hal ini tentu sangat kurang untuk menjaga para rutan.
“Kalau di bilang kurang ya kurang, sebab hanya 3 orang per shift. Padahal idealnya tentu mencapai 6 sampai 7 orang per shift. Sehingga agar lebih efektif dan tepat, untuk mengantisipasi napi kabur, pengendalian narkoba dan kerusuhan, pedekatannya melalui keagamaan,” jelasnya
Pihaknya juga berharap dengan adannya pondok pesantren dalam rutan ini nantinya mampu menenteramkan jiwa mereka agar tidak terpikir melarikan diri dan berfikir negatif selama menjalani massa penahanan di dalam rutan blora.
“Sebuah pondok pesantren di dalam ini nantinya sebagai wujud pembentukan moral agar warga binaan bisa kembali ke masyarakat dengan kondisi baik dan berakhlak mulia,” imbuhnya.
Saat ini di rumah tahanan kelas IIB Blora terdapat 224 orang warga binaan, di dalam rutan mereka di beri ketrampilan seperti membuat keset, berlatih bengkel las, berlatih mebeller , dan program baru yang akan di bentuk nantinya yaitu ponpes rutan yang di proyeksikan untuk membina mental mereka untuk lebih baik.(teg/inc)
Foto: Kepala Rutan Kelas II B Blora