Menyelarasakan Rasa dengan Musik Alternatif
Kamis, 18 Mei 2017 20:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro - Dalam bermusik, alat apapun yang ada di sekeitar bisa digunakan, tinggal bisa mengolahnya atau tidak. Jenis musik yang disebut kontemporer ini disuguhkan oleh Sanggar Sayap Jendela pada Selasa malam kemarin lusa (16/05/2017) di Jalan Kapten Rameli turut Kelurahan Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro kota. Pentas musik itu masih dalam rangkaian Sepekan Seni Sayap Jendela.
Tulus Adarma selaku ketua Sayap Jendela menyebutkan bahwa musik alternatif ini memang sengaja dipilih untuk menyeimbangkan rasa. Menurutkan berkesenian itu dibatasi dengan alat musik yang sudah ada. Dalam pertunjukkan tersebut ada empat penampil dengan alat musik beragam, yakni hadrah As Syajaroh, Oklik SMP PGRI 1 Bojonegoro, Lesung Merana Jaya, Unen-unen Tuban.
"Pada musik alternatif ini, banyak alat-alat yang sudah jarang ada. Dan kami ingin menyuguhkan kepada masyarakat bahwa meski alat-alat sederhana tetapi bisa diolah menjadi pertunjukkan musik yang spektakuler," kata Tulus.
Bahkan, kata Tulus, alat seperti lesung ini sudah tidak pernah digunakan. Karena fungsi lesung sebagai penumbuk padi udah tergantikan dengan mesin. Kemudian di tangan Oky Dwi Cahyo, pemuda asal Kelurahan Jetak Kecamatan Bojonegoro Kota, lesung menjadi alat musik, di mana pemukulnya pun para ibu rumah tangga. Namun, lesung di tangan Merasa Jaya menghasilkan musik yang mengundang rasa kagum penontonnya.
"Selain lesung, ada juga unen-unen yang membawa banyak perintilan alat musik dan bentuknya aneh-aneh. Sesuai namanya unen-unen, mereka hanya menampilkan bunyi-bunyian, tanpa nyanyian. Sering disebut sebagai musik dunia," imbuh Tulus.
Grup Unen - Unen sendiri berasal dari Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban yang anggotanya ada 7 personil. Grup Unen - Unen ini memang menggunakan alat musik yang aneh. Bahkan sebenarnya alat-alat tersebut asalnya bukan diperuntukkan untuk musik. Namun berhasil disulap menjadi alat musik.
"Kami baru kali ini mengeluarkan Ongkek. Ongkek sebenarnya alat pikul minuman toak. Kami ubah menjadi alat musik sehingga masyarakat lain tau, adanya alat tersebut," jelas Agus Hewod, salah satu personil unen-unen.
Kecenderungan grup Une - Unen memang menggunakan alat musik yang unik. Ada harpa mulut yang disebut rinding, biji-bijian, bahkan ada juga replika alat musik purba. (ver/moha)