Cerita Mudik Unik Hatning Natalia Maindra (36)
Mudik Lebaran, Perempuan Ini Kayuh Sepeda Pancal dari Bandung ke Blora
Sabtu, 24 Juni 2017 08:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora – Menempuh perjalanan ribuan kilometer saat mudik lebaran dengan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor atau transportasi umum seperti bus atau kereta api sudah biasa. Yang tidak biasa adalah dengan sepeda pancal.
Itulah yang dilakukan Hatning Natalia Maindra (36), warga Blora yang sudah lama tinggal di Bandung. Hatning mudik ke kampung halamannya di Blora dengan mengayuh sepeda onthel. Dia menyusuri cuaca terik dan padatnya kendaraan pemudik di sepanjang jalur pantura. Hatning mengaku dalam perjalanan mudik bersepeda ia berangkat sejak tanggal 17 Juni 2017.
“Berangkat dari bandung tanggal 17 juni, sampai Semarang tanggal 20 dan istirahat di Semarang tiga hari untuk memperbaiki sepeda,” jelas Hatning.
Menurutnya, selama perjalanan, kendala yang dialami yaitu ketika sampai di alas roban. Saat itu sepeda yang ia pakai pecah ban depan dan terpaksa harus menggantinya.
“Ya kendala cuma itu pecah ban, kalau masalah lain tidak ada,” ungkapnya.
Aming saapan akrab Hatning Natalia Maindra mengaku tujuan mudik dengan menggunakan sepeda yaitu untuk mengampanyekan sepeda juga bisa digunakan untuk transportasi mudik.
“Selain kampaye untuk naik sepeda, aku juga ingin membuktikan bahwa wanita juga kuat bersepeda dengan jarak hinga ratusan kilo,” ucapnya.
Gurat kelelahan karena perjalanan panjang terlihat jelas di wajah Hatning saat menerima kedatangan beritabojonegoro.com (BBC) kemarin, Jumat (23/06/2017). Namun pembawaannya tetap ramah.
Hatning mengaku baru satu kali mudik menggunakan sepeda. Namun untuk bersepeda dengan jarak yang jauh sudah beberapa kali.
“Untuk mudik baru sekali, tapi aku juga pernah pada tahun 2013 bersepeda Bandung-Pekalongan,” terangnya.
Dalam mudik bersepeda tak banyak perbekalan yang dibawanya saat mudik. Selain pakaian dan uang secukupnya, Hatning membawa peralatan untuk memperbaiki sepeda.
"Kalau istirahat di pom bensin kadang juga di mushala” terangnya.
Hatning mengatakan, mudik menggunakan sepeda harus banyak mengalah dengan memilih jalur paling pinggir. Apalagi jika menemui pengendara sepeda motor yang tidak memerhatikan keselamatan sendiri dan orang lain.
"Di pantura didominasi motor jadi harus berhati hati," ucapnya.
Sesampainya di Blora, Hatning langsung berfoto di depan gapura pendapa Kabupaten Blora sebagai bukit telah sampai di kabupaten yang terkenal sebutan Kota Sate ini.
“Welcome Blora, akhirnya finis blora juga,” ucapnya.
Seteah itu dia beristirahat di rumah kerabat yang berada di kelurahan Kauman. Sebab keluarga kandung Hatning sudah menetap di Bandung sejak ia lulus SMA pada tahun 1999.(teg/moha)