Warga Luruk Balai Desa Sumurgeneng, Kapolres Tuban Batal 'Ngopi'
Sabtu, 12 Januari 2019 10:00 WIBOleh Achmad Junaidi Editor Muhammad Roqib
Tuban - Ratusan warga Desa Sumurgeneng hadiri acara Ngobrol Pintar (Ngopi) bareng Kapolres Tuban, dengan tema sosialisasi Komisi Pemilihan Umum yang digelar di Balai Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Acara yang dijadwalkan pukul 19.00 WIB tersebut tak kunjung dimulai karena hingga pukul 21.00, Kapolres Tuban tak kunjung tiba.
Penyebab tidak hadirnya Kapolres Tuban, AKBP Nanag Haryono tersebut dikarenakan undangan yang disebar oleh panitia, yakni Polres Tuban hanya ditujukan kepada 25 peserta. Sedangkan warga yang datang lebih dari 500 orang dengan membawa berbagai poster. Sehingga diskusi tersebut harus diwakili oleh Kapolsek Jenu yaitu AKP Elis Suediyati.
Dalam sambutannya Kapolsek Jenu AKP Elis Suediyati mengatakan bahwa pertemuan pada malam ini tidak ada kaitannya dengan akan dibangunnya pabrik kilang minyak Rosneft di Kabupaten Jenu, namun Kapolres hanya ingin bertemu dengan tokoh masyarakat desa terkait Pemilu serentak pada 2019 ini. Agar pesta demokrasi tersebut berjalan dengan lancar dan damai.
"Pertemuan malam ini tidak ada kaitannya dengan pabrik kilang minyak, tapi hanya bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan sosialisasi Pemilu mendatang", ungkap Elis disambut tepuk tangan warga, Jumat (11/01/2019) malam.
Menurut Sugiarto (38) warga setempat, warga sudah mencium adanya pertemuan "Ngopi" dengan dalih sosialisasi pemilu tersebut ada kaitannya dengan akan berdirinnya pabrik kilang minyak, karena polemik yang sebelumnya terjadi, yakni "Sosialisasi dan Konsultasi Publik" juga awalnya bersifat sosialisasi, namun berujung dengan mediasi pembebasan lahan warga. akhirnya seluruh masyarakat Desa Sumurgeneng mulai dari anak-anak hingga orang dewasa datang dengan membawa sejumlah poster bertuliskan penolakan pembangunan kilang minyak Rosneft.
"Kemarin juga katanya sosialisasi, tapi nyatanya kami dibodohi dengan iming-iming kemakmuran. Cukup sampai disini, kami sudah tidak percaya lagi. Kami tetap tolak pembangunan kilang minyak. Tanah kami harga mati", teriak Sugiarto disambut gemuruh dukungan warga.
Selanjutnya Munasih (32), salah satu tokoh masyarakat dan juga anggota Karang Taruna desa setempat memaparkan bahwa desa Sumurgeneng adalah areal pertanian, dan mayoritas masyarakat sekitar juga berprofesi sebagai petani. Jika pembangunan kilang minyak tersebut terjadi, bagaimana nasib mereka beserta anak cucunya kelak. Belum lagi dampak kekeringan dan polusi yang kemungkinan terjadi, jelas akan menggangu kesehatan masyarakat.
"Intinya seratus persen warga tidak setuju dengan pembangunan kilang minyak di Kecamatan Jenu, khususnya Desa Sumurgeneng", terang perempuan pecinta alam itu.
Sementara itu, Kepala Desa Sumurgeneng Muntari mengatakan, sebenarnya kegiatan pada malam hari ini adalah murni silaturahmi dan Ngopi bareng Kapolres Tuban, tidak ada kaitannya dengan pembangunan kilang minyak. Namun jika dikaitkan dengan kilang minyak, pihaknya selaku pemerintah desa, akan mengikuti suara rakyat.
"Jika masyarakat tidak setuju dan menolak pembangunan kilang minyak, maka saya juga sepakat dengan apa yang di inginkan oleh warga, yaitu tolak pembangunan kilang minyak", pungkas Kades. (jun/kik)