Tiga Desa di Sekitar Lapangan Sukowati Bojonegoro Harap CSR Dapat Segera Direalisasikan
Rabu, 07 Agustus 2019 19:00 WIBOleh Deddy Bachtiar Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Operator Lapangan Sukowati, PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field pada Rabu (07/08/2019), menggelar rapat koordinasi dengan tiga pemerintah desa yang berada di sekitar wilayah operasi, guna membahas program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dari perusahaan tahun 2019, untuk desa-desa tersebut, yang hingga kini belum terrealisasi.
Dalam rapat tersebut, ketiga desa yang berada di sekitar wilayah operasi atau desa terdampak tersebut, yaitu Desa Campurejo Kecamatan Bojonegoro Kota, Desa Sambiroto dan Desa Ngampel Kecamata Kapas, mendesak agar dana program CSR tahun 2019 untuk desa-desa tersebut dapat segera direalisasikan.
Rapat yang digelar di slah satu rumah makan di Desa Ngampel tersebut dihadiri ketiga Kepala Desa Campurejo Kecamatan Bojonegoro Kota, Edi Sampurno SSos; Kepala Desa Sambiroto Kecamatan Kapas, Sujono dan Kepala Desa Ngampel Kecamata Kapas, Pujiono, serta dihadiri juga oleh Danramil dan Kapolsek Bojonegoro Kota, Camat Kapas, Danramil Kapas dan Kapolsek Kapas.
Rakor yang digelar PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, dengan tiga pemerintah desa yang berada di sekitar wilayah operasi, guna membahas program CSR. Rabu (07/08/2019)
Health Safety Security Environment (HSSE) Pertamina EP Asset 4 Field Sukowati, Jason Wibisono Purba, saat membuka rapat koordinasi tersebut menyampaikan bahwa keterlambatan realisasi program CSR saat ini memang bukan kehendak dari pihak perusahaan, namun masih ada yang perlu dilakukan sinkronisasi dengan program dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Jason juga mengatakan bahwa pada Kamis (08/08/2019) esok, semua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ada di Bojonegoro dikumpulkan oleh Pemkab Bojonegoro, guna penyamaan persepsi terkait dengan program CSR.
"Pihak kami dipanggil dalam rangka penyamaan persepsi, dan selanjutnya akan ada sosialisasi dari Pemkab Bojonegoro. Pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu diselaraskan kembali," ucap Jason.
Jason menambahkan bahwa CSR, yang sekarang istilahnya telah berubah menjadi Program Pengembangan Masyarakat (PPM), yang direalisasikan memang dari program yang diajukan oleh pihak desa, yang berasal dari social mapping .
"Beberapa waktu lalu memang ada beberapa kegiatan yang harus diprioritaskan oleh Pemkab Bojonegoro dan ada larangan bicara terkait ring yakni ring satu, ring dua, ring tiga. Penyampaian program CSR yang kita realisasikan telah melalui proses persetujuan dari SKK Migas, berapapun yang disetujui akan disampaikan apa adanya," tutur Jason.
Kepala Desa Campurejo, Edi Sampurno SSos, yang hadir bersama tokoh masyarakat Desa Campurejo menyampaikan keberatan terkait dengan akan dihilangkannya kata-kata ring atau biasa disebut dengan wilayah terdampak.
Menurutnya, jika kata ring dihapus, rasanya kurang tepat, aktivitas apapun eksplorasi dan eksploitasi itu bersentuhan dengan masyarakat sekitar operasi. Ia juga menuturkan bahwa dalam beberapa kesempatan pihaknya menerima pemberitahuan dan informasi dari humas perusahaan tentang kewaspadaan rencana action dari wilayah pemboran,
"Hampir setiap hari kami selalu was-was dengan informasi yang kami terima. Ketidak-nyamanan dan kewaspadaan yang setiap hari dialami masyarakat, yang kemudian akan dihapus istilah ring atau wilayah terdampak, sepertinya kurang pas. Mohon dipikirkan kembali," " tutur Edi Sampurno.
Edi berharap agar KKKS, kususnya PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, dapat segera merealisasikan CSR atau PPM tahun 2019. Dirinya juga telah menjelaskan termasuk juga telah memberikan masukan pada SKK Migas dan SKK Jabanusa saat melakukan monev beberapa waktu lalu, agar segera melakukan sinkronisasi dengan pihak KKKS, namun hingga saat masih belum jelas kapan CSR akan dicairkan.
"CSR atau PPM itu hak kami, kalau kabupaten akan mengambil 40 persen lalu kami akan memperoleh berapa, sedangkan kabupaten juga telah mendapatkan dana bagi hasil," tutur Edi dengan tegas.
Hal senada juga disampaikan Kades Sambiroto, Sujono, bahwa sebagai wilayah terdampak operasi PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, pihaknya meminta agar CSR atau PPM dapat segera direalisasikan dan memohon untuk tidak dikurangi.
"Berapa sih jumlah CSR, masak mau dikurangi juga.Sekali lagi kami mohon tidak dikurangi anggaran CSR untuk desa-desa terdampak," ucapnya.
Sementara itu, Camat Kapas, Agus Susetya Hardiyanto, setelah mendengar dan melihat berbagai permasalahan yang ada, dalam kesempatan tersebut turut memberikan beberapa masukan. Dirinya akan berusaha secara maksimal untuk mengkomunikasikan semua permasalahan ini kepada pihak-pihak terkait, karena dirinya mengaku baru mendengar adanya CSR atau PPM yang ada di desa sekitar operasi migas.
"Dalam waktu dekat kami akan mengajak Plt Camat Bojonegoro Kota untuk mengkomunikasikan kepada atasan," ucapnya. (deba/imm)