Pemkab Bojonegoro Gelar FGD, 'Desa Grebek Kota' menuju Smart Technology
Kamis, 16 Januari 2020 15:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Bojonegoro, pada Kamis (16/01/2020), menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang mengambil tema Desa Grebek Kota menuju Smart Technology.
Acara yang berlangsung di Gedung Balai Diklat Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro tersebut dihadiri Bupati Bojonegoro, Hj Anna Muawanah; Ketua DPRD Bojonegoro, Imam Sholikin, Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Inf Bambang Hariyanto; Kepala Bakorwil Bojonegoro,Kepala Pengadilan Negeri, Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Dra Nurul Azizah MM; Kepala OPD Pemkab Bojonegoro; dan para camat, serta ikuti oleh 100 Kepala Desa yang tersebar di 28 Kecamatan se kabupaten Bojonegoro.
Selain itu, panitia juga menghadirkan narasumber, pakar media sosial, DR Ismail Fahmi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Bojonegoro, Dr Kusnandaka Tjatur Prasetijo MSi, dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Desa Grebek Kota, tersebut ada tiga aspek utama yaitu, potensi SDM, Smart City, dan ada satu yang menjadi kunci keberhasilan yaitu Peningkatan SDM.
"Tujuan acara ini adalah bagaimana melakukan upgrade informasi dan juga peningkatan tehnologi. Diharapkan generasi muda Bojonegoro bisa menguasai IT di tingkat nasional bahkan bisa di tingkat internasional." tutur Kusnandaka Tjatur Prasetijo.
Focus Group Discussion (FGD) yang mengambil tema Desa Grebek Kota menuju Smart Technology, di Gedung Balai Diklat Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Kamis (16/01/2020)
Bupati Bojonegoro, Dr Hj Anna Muawanah dalam sambutanya mengatakan bahwa acara tersebut sengaja dibuat secara terbuka karena mengigat pentingnya informasi yang disajikan dan sibuknya narasumber yang bisa datang.
"Diharapkan program informatika bisa mengurangi pengangguran tingkat SMA, SMK dan generasi muda di Kabupaten Bojonegoro." kata Bupati Anna Muawanah.
Bupati juga menuturkan bahwa sekarang ini jarak antara nasional dan internasional sudah tidak ada jaraknya, semua serasa dekat. Dengan adanya giat seperti ini diharapkan akan mengurangi pengangguran. Karena akan dapat diketahui pemuda atau SDM yang mempunyai talent.
"Sangat disayangkan ketika membuat aplikasi yang begitu bagus tapi belum bisa dimaksimalkan karena masyarakatnya yang belum bisa menggunakan aplikasi tersebut." kata Bupati.
Sementara itu, narasumber Dr Ismail Fahmi, dalam paparannya menyampaikan bahwa smart village atau desa yang cerdas, diharapkan bukan Alun-alun dan Pemkab Bojonegoro saja, tetapi diharapkan semua desa yang ada di Bojonegoro adalah desa yang cerdas atau menjadi smart village.
"Desa grebek kota setelah dicari di internet ternyata artinya desa mengepung kota. Bojonegoro adalah kota yang paling banyak dibicarakan dalam medsos twitter dan youtube. Hal ini menunjukkan Kabupaten Bojonegoro merupakan kota yang lumayan populer." kata Dr Ismail Fahmi.
Mengenai solusi Smart City Bojonegoro, apabila yang maju hanya di kota saja, berarti masih belum masuk dalam kategori Smart City. Rencana Smart City tidak bisa didapat hanya dengan usaha Bupati saja, tetapi harus ada usaha dari masyarakat semua.
"Kita bisa bicara smart city jika wilayah atau kota itu sudah ada terkoneksi internet, dan smart city harus melibatkan warga." katanya. (dan/red)