Perajin Batik Tulis Blora Gigih Bertahan di Tengah Pandemi Virus Corona
Jumat, 15 Mei 2020 07:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menangah (UMKM) di Kabupaten Blora nampaknya ikut terdampak dampak pandemi virus Corona (Covid-19). Para pengusaha UMKM mulai merasakan penurunan daya beli masyarakat, salah satunya UMKM kerajinan batik tulis.
Seperti para perajin batik tulis di Kelurahan Beran Kecamatan Blora ini, mereka mengaku selama pandemi Corona ini mulai sepi pengunjung (konsumen) yang datang.
Meskipun begitu, para peranjin batik tersebut tetap berupaya bertahan, salah satunya dengan berjualan secara online lewat media sosial, sehingga pembeli tidak perlu datang. Hal tesebut mereka lakukan agar ekonomi tetap berjalan.
Perajin batik tulis 'Nimas Barokah' di Kelurahan Beran Kecamatan Blora, tetap beraktivitas di tengah pandemi virus Corona. Kamis (14/05/2020)
Yanik Mariana, salah satu perajin batik tulis di Kelurahan Beran Kecamatan Blora, kepada beritabojonegoro.com, Kamis (14/05/2020) menuturkan bahwa akibat pandemi virus Corona, jarang ada pembeli yang datang. kemungkinan kerana adanaya anjuran untuk melakukan jarak atau social distancin dan physical distancing.
“Covid-19 ini juga berpengaruh pada sektor kerajinan batik seperti kami. Kini sudah jarang ada pembeli datang ke rumah produksi karena takut dengan wabah, mungkin juga karena social distancing. Meskipun begitu, kami tetap bertahan, berjualan secara online lewat media sosial. Batik karya kami, difoto dan diunggah di media sosial. Sehingga pembeli tidak perlu datang. Hal ini kita lakukan agar ekonomi tetap jalan,” ucap Yanik Mariana.
Pihaknya juga terus melakukan produksi batik agar tidak sampai memberhentikan karyawannya. Produksi batik dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang disampaikan oleh pemerintah.
“Kami tetap produksi. Karyawan tetap bekerja dengan memakai masker, jaga jarak dan kita beri fasilitas cuci tangan pakai sabun. Karena saat ini sedang bulan Ramadhan, maka jam kerjanya agak dikurangi. Alhamdulillah masih bisa jalan walaupun biasanya bisa dapat 7-8 lembar, sekarang sehari hanya bisa dapat 3-5 lembar saja,” kata Yanik Mariana.
Menurutnya saat ini karyawan mengerjakan beberapa batik pesanan seragam kantor terlebih dahulu yang sudah jelas pembelinya. Sedangkan pembuatan kain batik untuk stok mulai dikurangi.
“Wabah Covid-19 ini juga berdampak pada pengiriman pasokan bahan baku pembuatan batik, seperti kain, malam, dan pewarna yang kebanyakan kami beli dari Solo dan Pekalongan. Kini agak susah karena ada pembatasan pembatasan,” tuturnya menambahkan.
Dirinya percaya bahwa wabah ini akan segera berakhir dan semuanya bisa kembali berjalan seperti normal sedia kala, dan berharap UMKM lain juga bisa bertahan terus berproduksi seperti yang dilakukannya.
“Kami berharap UMKM lainnya bisa seperti kami untuk tetap bertahan, tetap bekerja, tetap berkarya. Kami optimis wabah ini akan cepat berlalu jika kita semuanya bisa bersatu, dan kompak mendukung arahan pemerintah,” kata pengusaha batik dengan merek Nimas Barokah ini.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Blora, Sarmidi SP MM, mengapresiasi para perajin batik yang tetap berusaha bertahan di tengah pandemi Covid-19. Pihaknya memang terus memberikan dukungan agar sektor UMKM bisa terus berjalan.
“Khusus untuk batik, kami mengimbau agar perkantoran, dinas dan instansi tetap bisa memberikan orderan seragam kepada para perajin lokal Blora, sehingga sektor UMKM ini bisa tetap jalan,” tutur Sarmidi SP MM. (teg/imm)