Program 'Gropyokan', Pemdes Tumbrasanom Kedungadem Bojonegoro Beli Tikus Rp 1.000 Per Ekor
Jumat, 25 Desember 2020 13:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Sebagai upaya untuk membasmi hama tikus yang seringkali menyerang tanaman padi petani, Pemerintah Desa (Pemdes) Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro mendorong para petani dan warga masyarakat setempat untuk melaksanakan program gropyokan atau pembasmian hama tikus dengan cara berburu tikus bersama-sama.
#adsense#
Gelombang pertama gropyokan tersebut dilaksanakan selama seminggu, mulai Jumat (25/12/2020) hingga Kamis (31/12/2020), dan dimungkinkan akan dilanjutkan pada gelombang berikutnya.
Dalam program gropyokan tersebut, pemerintah desa setempat menerapkan kebijakan membeli setiap ekor tikus yang dibunuh petani atau warga dengan harga Rp 1.000 per ekor.
Selain itu, petani atau warga yang mendapatkan tikus terbanyak dalam gropyokan gelombang pertama ini, akan diberikan hadiah berupa uang tunai Rp 1 juta.
Peluncuran program gropyokan di Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Jumat (25/12/2020). (foto: dan/beritabojonegoro)
Kepala Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem, Juminto SM, saat peluncuran program gropyokan, Jumat (25/12/2020) pagi menjelaskan bahwa gerakan membasmi tikus dengan cara gopyokan dianggap masih cukup efektif dibanding menggunakan media racun tikus atau dengan memasang jebakan listrik yang saat ini sangat dilarang.
Ia menjelaskan bahwa program gropyokan gelombang pertama dimulai hari ini hingga seminggu ke depan, dan dimungkinkan akan dilanjutkan dengan gelombang berikutnya.
"Cara pembasmian tikus dengan gropyokan ini masih cukup efektif dan efesian. Mulai hari ini petani dan warga sudah bisa mulai berburu untuk membasmi hama tikus,"tutur Juminto.
Juminto mengaku bahwa ancaman hama tikus di desanya sangat merugikan petani dan berpotensi dapat mengakibatkan gagal panen, karena keberadaan hama tikus ini yang merata di semua lahan pertanian di desanya.
Untuk itulah Pemdes Tumbrasanom mengambil kebijakan akan membeli setiap ekor tikus yang dibunuh petani atau warga dengan harga Rp 1.000 per ekor. Selain itu, petani atau warga yang mendapatkan tikus terbanyak akan diberikan hadiah uang tunai Rp 1 juta.
"Petani atau warga yang berhasil membunuh tikus langsung bisa mendapatkan uang, dengan membawa tubuh tikus yang ditangkap." kata Juminto.
Juminto menuturkan bahwa program gropyokan tersebut hanya berlaku bagi warga atau petandi di Desa Tumbrasanom saja. Menurutnya, di hari pertama gropyokan ini setidaknya suda ada 100 orang warga di desanya yang mulai melakukan perburuan hama tikus bersama-sama.
"Semoga dengan adanya gopyokan tikus ini bisa mengurangi hama tikus yang menyerang tanaman padi petani di desa kami." kata Juminto.
Sementara itu, salah satu Ketua Kelompok Tani desa setempat, Budi Hantoyo SPd I, menyambut baik apa yang dilakukan Pemerintah Desa Tumbrasanom dengan program gropyokan berhadiah tersebut.
"Saya mewakili empat kelompok tani di Desa Tumbrasanom ini sangat sangat bersyukur dan mendukung atas program dari Pemdes Tumbrasanom. Mudah-mudahan dengan program ini hasil panen para petani bisa lebih baik." kata Budi Hantoyo.
Turut hadir dalam peluncuran program groyokan tersebut Babinsa Desa Tumbrasanom, Serka Muplikun, Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Kecamatan Kedungadem, Sandy Trifika, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman-Pengamat Hama Penyakit (PPOPT-PHP) Kecamatan Kedungadem, Sumaji; dan perwakilan petani setempat. (dan/imm)