Ekonomi Kreatif dan UMKM
Kisah Inspiratif Pengusaha Asal Kalitidu, Bojonegoro, yang Suka Bersedekah Susu Kedelai
Kamis, 18 Februari 2021 21:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Ada cerita menarik yang bisa dipetik oleh pembaca pada kisah salah satu pelaku usaha kecil dan mikro ini, yaitu Wiwik (39) pengusaha susu kedelai asal Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang memulai usaha jual susu kedelai karena keinginan untuk bersedekah.
Wiwik menuturkan bahwa sebelum pulang ke Bojonegoro, dia merantau di Kalimantan sepuluh tahun. Di sana, dia pengusaha penangkaran burung dan laundry. Karyawannya ada tujuh orang. Omzetnya pun sekitar Rp 20 juta per bulan. Setiap bulan ia bisa bersedekah buat tetangga dan fakir miskin di kampung asalnya, yaitu Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu.
Kegiatan sedekah tersebut masih ia lakukan saat ia dan suaminya telah pulang di kampung halamannya. Namun suatu ketika, saat tahun 2017, kondisi ekonomi Wiwik terpuruk. Usahanya mengalami kebangkrutan, sehingga kegiatan sedekahnya berhenti.
"Di situ kami sangat bersedih karena kami sudah tak mampu lagi membantu orang lain karena untuk kehidupan kami sendiri sedang susah," kata Wiwik kepada awak media ini. Kamis (18/02/2021).
Wiwik (39) pengusaha susu kedelai asal Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. (foto: vera/veritabojonegoro)
Namun karena keinginannya bersedekah kuat, Wiwik dan suaminya mencari cara lain untuk bersedekah. Mereka memutuskan untuk bersedekah dengan susu kedelai, dan bukan dengan uang. Susu kedelai itu dibagikan ke panti asuhan dan pondok yang ada di wilayah Bojonegoro setiap hari Jumat.
Susu kedelai dipilih karena tidak memerlukan modal besar tapi bisa dibagi buat banyak anak. Susu kedelai juga bergizi buat mereka.
Seiring berjalannya wakut, banyak komentar yang mengatakan susu kedelai (sule) buatan Wiwik enak dan seharusnya dijual, sehingga pada Oktober 2018, Wiwik mulai membuat susu kedelai untuk dijual. Dia menitipkan susu kedelai produksinya tersebut di warung dan kantin sekolah yang memiliki kulkas.
"Alhamdulillah atas izin Allah usaha susu kedelai saya berkembang, walau perlahan namun bisa mencukupi kebutuhan keluarga," kata Wiwik.
Saat ini, setiap hari Wiwik memproduksi sekitar 50 liter susu kedelai. Dia juga menambah varian produknya yaitu susu jagung. Namun untuk susu jagung tidak setiap hari, hanya bila ada pesanan. Omzet dari berjualan susu kedelai ini setiap bulannya mencapai Rp 5 juta.
Sementara harga susu kedelai buatannyajuga beragam, tergantung dari kemasannya. Untuk kemasan plastik ia jual dengan harga Rp 2 ribu, untuk botol ukuran 250 mililiter ia jual denga harga Rp 5 ribu, untuk botol ukuran 500 mililiter ia jual dengan harga Rp 8 ribu, dan untuk botol satu liter dengan harga Rp 12 ribu.
Di tahun 2019, Wiwik ikut bergabung dengan komunitas UMKM binaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bojonegoro. Di sana dia mendapat banyak pelatihan yang sangat bermanfaat. Dia juga mendapat di fasilitas dari dinas terkait untuk uji kpetensi di BBPP Ketindan Malang. Dia mendapatkan sertifikat BNSP pengolahan susu kedelai.
"Alhamdulillah, kami bersyukur atas smua jalan yang Allah berikan kepada kami," tutur Wiwik.
Meskipun demikian Wiwik pun masih memiliki kendala terhadap usahanya. Terutama saat pandemi seperti ini, dia juga mengalami kesulitan dalam pemasaran. Sebab sekolah-sekolah libur. Penghasilan dari usahanya pun menurun. Terlebih lagi, susu kedelai ini tidak tahan lama. Produknya harus disimpan di kulkas.
Bagi pembacanya yang ingin membeli susu kedelai buatan Wiwik bisa menghubungi nomor +62 853-3632-2205. (ver/imm)