Memanjakan Mata, Menikmati Indahnya Pantai Teleng Pacitan
Sabtu, 12 Desember 2015 10:00 WIBOleh Rizha Setyawan
Oleh Rizha Setyawan
Pacitan - Debur ombak terlihat terus berkejaran di sepanjang garis Pantai Teleng. Buih air menggumpal lalu hilang dihempas ombak. Sepanjang mata memandang, terlihat laut berwarna biru nan indah. Di ujung pantai sebelah selatan, terlihat pegunungan seperti menjorok ke tengah lautan. Awan senja berwarna jingga kemerah - merahan menggelantung di atas lautan. Anak anak kecil terlihat berlarian ke sana kemari dan beberapa anak lainnya terlihat bermain pasir di sepanjang pantai. Itulah suasana di sepanjang Pantai Teleng yang terletak di Kelurahan Sidoarjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Pantai berpasir putih ini jaraknya hanya sekitar tiga kilometer dari Kota Pacitan.
Sarana dan fasilitas pendukung yang ada di Pantai Teleng Ria memang belum lengkap. Di pantai ini terlihat baru ada tower untuk melihat pemandangan gelombang laut selatan, tempat duduk untuk menikmati suasana pantai, tempat panggung hiburan, dan area parkir kendaraan. Di dekat pantai juga terlihat banyak warung makan yang menyuguhkan nasi tiwul dan makanan hasil laut.
Menurut Sri Lestari, salah seorang pengunjung Pantai Teleng, ia sengaja berkunjunga ke Pantai Teleng ini bersama teman temannya karena penasaran.
"Saya dengar tentang keindahan Pantai Teleng ini dari teman saya. Setelah saya datang ke sini, ternyata memang benar benar indah, bahkan melebihi apa yang saya bayangkan," ujar mahasiswi asal Magetan itu.
Selain Pantai Teleng, Pacitan menyimpan puluhan pantai yang masih eksotis dan menunggu untuk disinggahi. Pantai yang berada di dekat perbukitan dan pegunungan ini menyuguhkan pemandangan yang sangat indah dan memesona.
Tak jauh dari Pantai Teleng, puluhan kapal nelayan berukuran besar dan kecil menepi di bibir pantai di dekat Tempat Pelelangan Ikan Tamperan, Pacitan. Nelayan tradisional yang berasal dari Pacitan maupun nelayan dari luar daerah yang disebut nelayan rumpon sibuk di atas kapal. Ada yang sibuk mempersiapkan jaring sebelum melaut ke tengah lautan, namun ada pula yang sibuk memeriksa mesin kapal, ada yang menyiapkan pancing, hingga mengecek tali yang ditambatkan di bibir pantai.
Suasana di Pelabuhan Tamperan ini sekarang jauh berbeda dengan dua tahun yang lalu. Sekarang, pelabuhan sekaligus tempat pelelangan ikan ini begitu ramai. Nelayan tradisional yang biasanya menggunakan perahu kecil dengan awak kapal tiga hingga empat orang hingga nelayan besar yang memakai kapal besar dari luar daerah kini banyak singgah di tempat ini. Fasilitas di Pelabuhan Tamperan ini sekarang juga semakin lengkap. Ada tempat pelelangan ikan, ada gudang untuk menyimpan ikan hasil tangkapan, ada SPBU, kantor administrasi, hingga toilet.
Bagi pengunjung dan wisatawan yang ingin menikmati suasana di Pelabuhan Tamperan ini juga sekaligus dapat membeli ikan segar yang dijual langsung oleh para nelayan. Ikan jenis layur, tongkol, rebon, cakalan, tuna, dan udang dijual dengan harga murah di tempat ini.
Menurut Sundari, salah seorang penjual ikan di Pelabuhan Tamperan, pada musim tertentu hasil tangkapan ikan cakalan dan tuna lumayan banyak. Ikan cakalan per kilogram dijual Rp 9.000 dan ikan tuna per kilogram dijual Rp 10.000. "Pengunjung bisa memilih sendiri ikan yang masih segar ini," ucapnya.
Pacitan memang menyimpan daya tarik keelokan alam yang menakjubkan. Kampung kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono ini terletak di pegunungan kapur bagian dari gugusan Gunung Kidul. Pacitan juga sering disebut kota 1001 gua. Sebab, daerah ini mempunyai gua - gua yang indah di antaranya Gua Tabuhan, Gua Galak, dan Gua Luweng Jaran yang berada di pinggang pegunungan dan kaki perbukitan. (zha/kik)