Pak Pin dan Usahanya Menghidupkan Seni Rupa di Bojonegoro
Rabu, 30 Desember 2015 09:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota – Suasana di kawasan Alun-Alun Kota Bojonegoro pada Minggu (27/12) cukup ramai. Maklum, pada hari Minggu ada kegiatan car free day. Ada orang-orang yang berjalan cepat, berlari, atau jalan kaki. Namun, ada pemandangan yang beda di kawasan itu yaitu pameran lukis yang diadakan oleh kelompok seni rupa Sanggar Line Art Bojonegoro (LAB) dari Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.
Beberapa lukisan dari berbagai perupa di pajang di trotoar seputar tribun Alun-Alun Bojonegoro. Pameran ini sengaja tidak dilakukan di gedung agar masyarakat umum bisa langsung menikmati lukisan tersebut.
Aris Aripin, salah satu perupa di Bojonegoro menjadi sosok dibalik ajang pameran ini. Ia juga dikenal sebagai pelukis. Menurutnya, pameran ini merupakan bentuk istiqomah mengumpulkan perupa yang ada di Bojonegoro dan sekitarnya. Dia mengungkapkan, sebenarnya banyak perupa yang masih belum muncul. Sehingga perlu dibentuknya media bagi mereka agar lebih percaya diri untuk terus berkarya.
"Sebenarnya idenya dari obrolan teman-teman. Pameran seni rupa tidak hanya di gedung. Jadi penikmat lebih luas," kata pria yang juga sebagai koordinator di Sanggar Seni Rupa, Line Art Bojonegoro (LAB).
Pak Pin, sapaan akrabnya, mengungkapkan, pameran ini hanya sebagai pemantik semangat dan memberi ruang bagi para perupa agar terus berkarya. Selain membuat ruang pameran, Pak Pin, juga turun gunung langsung dengan mendatangi satu persatu para perupa yang belum memiliki ruang. Itu didapatnya dari perkembangan informasi saat ini.
"Saya lihat di facebook. Jika ada yang gambaranya bagus tapi seacara teknik masih kurang, saya langsung datang ke rumahnya," jelasnya.
Banyak perupa yang belum memiliki ruang pameran memanfaatkan media sosial sebagai ruang pameran pribadi. Namun, lanjut dia, yang harus ditumbuhkan dari para pelukis yang masih baru yakni kepercayaan diri untuk pameran. Ruang pameran yang diciptakan tersebut terbukti mampu menjaring para perupa baru mulai dari daerah Kabupaten Tuban, seperti Kecamatan Jatiorogo dan Soko, ada juga dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
"Dari facebook saya datangi satu persatu yang sudah kelihatan potensinya. Kebanyakan mereka tidak punya ruang, saya datangi untuk belajar bersama. Sebenarnya banyak sekali potensi perupa di Bojonegoro. Tapi ruangnya yang tidak ada," terangnya.
Pameran seni rupa yang dalam kesempatan ini difokuskan pada seni lukis terbukti diikuti banya perupa. Mereka sebelumnya banyak yang tidak saling kenal. Kemudian menggelar satu peristiwa pameran untuk merekatkan hubungan secara emosional perupa.
Devi Fitri Wulandari (21) asal Desa Ketodan, Kecamatan Jatirogo, Tuban misalnya. Dia mengikuti pameran ini karena memiliki hoby yang sama dalam bidang seni. Dalam ajang pameran ini, selain sebagai ajang belajar, kata dia, juga untuk membangun jaringan dan berkomunitas. "Karena di daerah saya, saya belum menemukan komunitas seni rupa," katanya.
Dari dulu, dia bercerita, melakukan proses belajar sendiri. Yakni dengan cara belajar dari buku. Sebelum menggambar, sarjana periklanan itu sebelumnya juga menyukai dunia fotografi. "Sebelumnya saya memang tidak tahu dimana harus menempatkan potensi saya sendiri," terangnya
Bojonegoro selama ini memang dikenal kaya sumber daya alam berupa minyak dan gas buminya. Namun, sumber daya alam itu suatu saat pasti akan habis. Industri kreatif salah satunya seni rupa bisa dikembangkan agar Bojonegoro bisa lebih dikenal sekaligus bisa memberikan pendapatan bagi masyarakat. (ver/kik)