Pesona Kali Ubalan Yang Tersembunyi
Sabtu, 09 Januari 2016 19:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
WISATA air Bojonegoro rupanya bukan hanya Water Park, Waduk Pacal atau Bendung Gerak saja, beberapa sungai kecil ternyata menyimpan pesona wisata tersendiri. Salah satunya Kali Ubalan di Dusun Sendang Templek, Desa Jono, Kecamatan Temayang.
Sabtu (09/01) siang, beritabojonegoro.com mencoba menyusuri jalan pematang sawah yang ditanami jagung dan kacang sekitar satu kilometer untuk mencapai Sendang Templek. Rupanya Sendang Templek merupakan punden dimana biasanya upacara Nyadran dilakukan. Sedang sungai kecilnya bernama Kali Ubalan.
Untuk turun ke Kali Ubalan banyak jalur yang bisa ditempuh. Rute pertama dicoba lewat paling ujung, undakan tangga buatan dari batu kapur sudah menanti untuk ditapaki. Diapit oleh pohon beringin layaknya harta karun yang disembunyikan. Hingga terpampang kali yang masih banyak batu-batu besarnya. Arusnya sangat deras, dan sayang airnya berwana coklat susu laiknya sungai Bengawan Solo.
Di sisi lain, ada orangtua yang mandi. Sepertinya dia tidak terganggu dengan kehadiran muda-mudi yang bermain di sekitarnya. Konon, nama Sendang Templek diambil dari nama aliran sungai yang menyatu.
Untuk menemukan bagian sungai yang menyatu, dicoba rute lain. Rute lainnya harus melewati samping rumah penduduk dan turun melewati batuan cadas yang cukup tajam tetapi tidak sampai melukai kaki telanjang.
Ada satu bagian dimana sungai terbentang dua batuan besar yang memutus aliran sungai. Namun air sungai ini tidak terhenti di satu sisi, melalui celah di bawah batuan air mengalir ke sisi lain. Sehingga tercipta celah aliran di antara dua batuan. Aliran tersebut mengalir seperti pancuran besar.
Batuan ini juga digunakan warga untuk menyeberangi sungai. Namun harus berhati-hati karena batuan ini licin banyak ditumbuhi lumut. Namun sangat bangus untuk digunakan pengambilan foto.
Sedangkan di bagian atas batuan terdapat pipa besar yang diduga milik PDAM. Sutrisno, salah satu warga menyebutkan bahwa pipa itu sudah lama berada di sana. "Pipa tersebut milik PDAM, digunakan untuk mengalirkan air ke Sugihwaras," ujarnya.
Sutrisno menyebutkan, untuk kebutuhan air minum dan mandi, kebanyakan warga sekitar menggunakan sumur sendiri. Karena sumber airnya melimpah, hanya mengebor lima meter saja airnya sudah keluar.
Namun ada juga warga yang masih menggunakan air sungai ini untuk mandi, terbukti beberapa orang dijumpai beritabojonegoro.com sedang mandi di sungai. (ver/tap)