Dalam Setahun, 25 Orang Bojonegoro Meninggal Karena AIDS
Senin, 25 Januari 2016 19:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Mendengar kata HIV/AIDS pastinya membuat ngeri. Apalagi penyakit menular dan mematikan tersebut sejauh ini belum ditemukan obat penyembuhnya. Tidak hanya di kota besar, Bojonegoro yang tergolong kota kecil pun ditemukan banyak penderita HIV/AIDS. Sepanjang 2015, mulai Januari hingga Desember, tercatat 25 orang meninggal dunia akibat HIV/AIDS.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bojonegoro, jumlah orang meninggal karena AIDS tahun ini lebih rendah ketimbang dua tahun sebelumnya. Pada 2013 yang meninggal akibat AIDS 35 orang dan tahun 2014 naik 37 orang.
Kendati demikian, pada 2015 jumlah pasien yang positif HIV/AIDS meningkat pesat dibanding tahun sebelumnya. Jumlah penderita tahun 2015 mencapai 186 orang. Jumlah ini hanya lebih sedikit dari kenyataan di lapangan.
Hal ini pernah diungkapkan Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bojonegoro dr Wenny Diah, bahwa kasus HIV/AIDS laiknya fenomena gunung es. Yang teridentifikasi hanyalah mereka yang mau memeriksakan dirinya di rumah sakit atau puskesmas. Sebagian besar masyarakat di desa enggan diperiksa organ vitalnya.
"Masyarakat yang mengeluhkan sakit pada organ vital, hanya meminta obat. Enggan diperiksa lebih lanjut," terangnya.
Ditambahkan dr Wenny, para penderita HIV/AIDS masih memperoleh pandangan yang negatif dari masyarakat. Disebabkan salah satu penyebab menular ini adalah perilaku seks yang tidak sehat. Oleh karena itu mereka cenderung menutupi sakit yang diderita, baru ketika sudah parah baru diperiksakan.
Dari 186 penderita, hanya 9 orang yang dinyatakan positif HIV. Sedangkan 177 orang sudah divonis AIDS. Padahal proses HIV menjadi AIDS membutuhkan waktu yang lama sekitar tiga sampai sepuluh tahun.
Mayoritas yang terkena penyakit HIV/AIDS adalah pekerja dari luar kota kemudian kembali ke Bojonegoro. "Salah satu kasus yang kami temui adalah laki-laki tersebut sudah AIDS, dulunya bekerja di luar kota. Kemungkinan dia terkena HIV sudah lama saat bekerja di luar kota dulunya," terang Jhony Nur Hariyanto, selaku Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS. (ver/tap)