Polres Tuban Operasi Sianida
Selasa, 16 Februari 2016 18:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Tuban - Polres Tuban diam-diam melakukan pemeriksaan ke sejumlah warung makan, restoran, toko obat, dan apotik di wilayah Tuban. Hal itu menyusul adanya telegram dari Polda Jatim terkait rencana teror dengan cara mencampur sianida pada makanan dan minuman dengan sasaran anggota polisi.
Kapolres Tuban, AKBP Guruh Arif Darmawan, membenarkan soal kegiatan anggotanya yang melakukan pemeriksaan tersebut. Titik tekannya terkait dengan operasi oleh anggota Polres Tuban memeriksa dan mengamati restoran, rumah makan, dan juga toko dan apotik di Tuban.
“Operasi ini sifatnya ya tertutup,” ujarnya.
Operasi dilakukan oleh tim reserse dan intelijen yang sebagian menggunakan pakaian preman. Penyebarannya ke beberapa warung makan, dan juga restoran yang dianggap banyak dikunjungi masyarakat. Selain itu juga ke toko obat dan sejenisnya di Tuban. Operasi tertutup dilakukan agar masyarakat tidak kaget dan ketakutan karena ini berkaitan dengan tempat untuk makan dan beristirahat.
Sedangkan lokasinya, polisi merahasiakan. Prinsipnya yaitu berada di daerah yang relatif ramai dan dikunjungi orang. Seperti sejumlah warung di sekitar Alun-Alun Kota Tuban, dan warung makan di beberapa jalan utama kota di sekitar Pantai Utara Tuban.
Guruh Arif mengatakan, Polres Tuban mempunyai jumlah anggota 903 personel. Jumlah ini menyebar di Polres dan di 20 polsek. Selain itu, juga anggota Satuan Lalu Lintas yang mempunyai beberapa pos utama. Seperti di jalur pantai utara dari Kecamatan Bancar hingga di Kecamatan Widang, Tuban.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Kesehatan Tuban, dr Syaiful Hadi mengatakan, bahwa sianida bukan termasuk jenis obat-obatan. Makanya pihak apotek dan dokter tidak ada rekomendasi untuk menjual atau memberikan resep.”Jadi tidak ada itu,” ujarnya.
Seperti diketahui adanya surat telegram dari Polda Jatim dan ditujukan ke seluruh Polres di Jawa Timur. Intinya ada rencana kelompok teroris yang ingin melakukan aksinya yaitu memberi atau mengirim makanan yang dicampur sianida. Sedangkan sasarannya yaitu kepada anggota polisi. Surat telegram itu sendiri ditandangani Kepala Biro Operasi Polda Jatim, Kombespol Arief Pranoto. (rul/kik)