Menikmati Sergapan Hawa Sejuk di Lereng Gunung Penanggungan
Minggu, 27 Maret 2016 10:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota – Kawasan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) di lereng Gunung Penanggungan, tepatnya di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, menawarkan daya tarik alam yang memesona. Hawa sejuk akan langsung menyergap tubuh tatkala menginjakkan kaki di kawasan itu.
Pohon-pohon berusia tua terlihat berderet di punggung Gunung Penanggungan. Terik matahari di pagi hari muncul di celah-celah perbukitan di bawah Gunung Penanggungan tersebut.
Kawasan PPLH sendiri menempati kawasan di lereng Gunung Penanggungan seluas 4 hektare. Sedikitnya ada 370 jenis pepohonan dan tanaman yang tumbuh di kawasan itu. Dulu juga ada beberapa jenis satwa seperti kijang, monyet, dan harimau hidup di kawasan itu. Namun sayang, terjadi aksi penjarahan dan perburuan hewan liar yang mengakibatkan berbagai satwa itu punah.
Menurut Ari Dwi Narni, pengelola PPLH, kawasan PPLH ini dirintis oleh dr Suryoprawiroatmojo, sekitar tahun 1990. Dulu, kata dia, kawasan di lereng Gunung Penanggungan itu milik warga dan ditanami randu dan pisang. Kemudian, kawasan itu dikembangkan dan ditanami berbagai jenis tanaman tropis.
“Sekarang di kawasan PPLH ini ada ratusan jenis tanaman dan pohon. Selain sebagai tempat penelitian atau riset, kawasan ini juga menjadi wahana bermain atau outbond dan juga peristirahatan,” ujar Ari Dwi Narni pada BBC, Sabtu (27/03).
Di kawasan PPLH ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti tempat penginapan, sarana bermain untuk kegiatan outbond, sarana pertemuan, resto, dan perpustakaan. Setiap akhir pekan atau liburan panjang misalnya banyak keluarga atau rombongan sekolah yang beristirahat atau mengikuti kegiatan outbond di kawasan ini.
Menurut Ari, banyak pengunjung dari lokal Jawa Timur yang singgah di kawasan PPLH ini. Selain itu, banyak pula rombongan dari luar negeri yang singgah di kawasan ini seperti dari Jerman, Belanda, dan Swiss. Kebetulan, kata dia, PPLH ini juga mendapatkan bantuan dari Swiss dalam upaya pelestarian alam dan penelitian lingkungan hidup.
Saat ini, kata dia, PPLH yang berada di bawah naungan Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman ini dikelola oleh 54 orang. Para pengelola atau pengurus ini hampir semuanya dari Desa Seloliman dan sekitarnya. Mereka bekerja bergotong royong mengelola dan menjaga lingkungan hidup di kawasan Seloliman di lereng Gunung Penanggungan ini.
Sementara itu menurut Wiji Lestari, guru SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro, mengaku sengaja mengajak rombongan siswa kelas Ahmad Dahlan belajar dan bermain di PPLH Seloliman. Selain kawasannya cukup bagus dan nyaman, juga bisa mengajarkan anak-anak untuk mencintai dan peduli terhadap lingkungan hidup.
“Mengadakan outbond di kawasan ini sangat menyenangkan dan bisa belajar mengenai lingkungan hidup,” ujarnya. (rul/kik)