Melihat Kebon Jambu Merah dan Kristal di Kalitidu
Rabu, 30 Maret 2016 15:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kalitidu - Salah satu minuman yang digemari masyarakat adalah jus buah. Salah satu buah yang sering dibuat jus adalah jambu merah. Meskipun selain dibuat jus, kita juga bisa menikmati jambu secara langsung. Baik itu jambu merah maupun jambu kristal. Sebab itu, membudidayakan jambu bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Hal inilah yang dilakukan oleh seorang pembudidaya jambu dari Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu.
Pembudidaya jambu itu adalah seorang perempuan bernama Lutfi Nurjannah. Dia baru berusia 29 tahun. Pada hamparan tanah seluas kira 2000 meter persegi, dia menanam 200 lebih pohon jambu. Sebagian pohon jambu tersebut berjenis jambu merah, dan sebagian lagi berjenis jambu kristal.
"Sebagian bibitnya dulu kita dapat dari Mojokerto. Sedangkan sebagian lagi kita dapatkan dari Kediri," kata Lutfi ketika ditemui beritabojonegoro.com (BBC), Jum'at (25/03) siang lalu.
Pada proses menanam dan perawatannya, Lutfi mengaku dibantu oleh suami dan bapaknya. Kurang lebih setahun 6 bulan, dia merawat tanaman buahnya dengan telaten. Ketelatenannya itu membuahkan hasil. Buah jambunya tumbuh subur. Buahnya ranum dan nampak segar. Tiap hari mereka dapat memetik buah dengan biji banyak itu seberat 30 hingga 60 kilogram.
Dari hobi bercocok tanam ternyata dapat menambah penghasilan yang menjanjikan. Hasil panen itu mereka jual ke tetangga sekitar. Selain itu juga pada toko-toko buah yang ada di Kalitidu dan Bojonegoro. Untuk 1 kilo jambu kristal mereka memberi harga sebesar Rp 15 ribu - Rp 18 ribu. Sedangkan untuk jambu merah dijual dengan harga Rp 8 ribu - Rp 10 ribu.
"Dulu pernah juga kita jual dari pinggir jalan pakek mobil. Tapi sekarang untu memenuhi permintaan dari tetangga sekitar sudah kwalahan," kata Ibu dari satu anak itu.
Langkah Lutfi sekeluarga membudidayakan jambu sempat dilirik oleh pemerintah desa dan Dinas Pertanian Bojonegoro. Hanya saja, kata Lutfi, hal itu masih sebatas tanya-tanya. Belum ada terobosan atau langkah kongkrit, apakah budidaya jambu ini akan dijadikan sebagai agenda bersama, agar bisa mengangkat nama desa mereka.
Lutfi menambahkan, beberapa orang pernah datang untuk meminta bantuan. Bantuan yang diharapkan adalah bimbingan bagaimana membudidayakan jambu agar dapat berbuah dan menghasilkan. Menanggapi hal itu, dia menyatakan bahwa pihaknya sangat terbuka jika ada yang hendak belajar.
"Kunci utamanya adalah telaten. Habis tanam, jangan langsung ditinggal begitu saja," pungkas Lutfi ketika ditemui BBC, Selasa (29/03) siang. (rul/moha)