Berburu Buku di Shopping Center Yogyakarta
Senin, 09 Mei 2016 08:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Yogyakarta - Bagi kalangan pelajar dan pecinta buku di Yogjakarta, nama Shopping Center sangat akrab dengan mereka. Shopping Center merupakan surga kecil bagi pemburu buku. Di tempat itu, pengunjung bisa mendapatkan buku-buku bermutu dengan harga terjangkau. Sebab buku-buku di tempat itu langsung didatangkan dari penerbit.
Shopping center terletak di Jalan Sriwedari yang berada satu komplek dengan Taman Pintar dan Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Menjumpai Shopping Center Yogyakarta tidaklah susah. Kita bisa menggunakan bus transyogyakarta, becak atau bus kota. Bisa juga ditempuh dengan kendaraan pribadi.
Selain buku baru, kios-kios juga menyediakan buku bekas mulai dari novel, sains, majalah dan buku pelajaran. Banyak sekali tampak buku-buku lawas yang bisa dijumpai. Buku-buku yang tidak dapat lagi dijumpai di toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas, bisa dicari di sana.
Informasi yang dihimpun BBC, Shopping Center juga merupakan pasar buku bekas terbesar di Yogyakarta. Di bangunan yang terdiri dari dua lantai itu terdapat 124 kios. Para pedagang yang ada di sana merupakan anggota dari Koperasi Pedagang Buku (Kopaku). Kopaku sendiri terbentuk sejak tahun 1988 dan masih eksis hingga sekarang.
“Buku-buku di sini sungguh terjangkau. Cocok dengan kantong mahasiswa. Selain itu buku-buku lama juga masih bisa kita jumpai di sini,” terang salah satu pengunjung, Asmara Edo.
Mahasiswa filsafat asal Cirebon itu mengaku sering mencari buku sastra di Shopping Center. Dia pernah mendapat buku sastra karya Muchtar Lubis, Joko Pinurbo serta Sutardji C. Bahri. Di mana buku-buku tersebut, kata dia, sangat susah dijumpai di toko buku konvensional. Kadangkala dia pernah mendapat buku bagus dan menarik dengan harga yang sangat miring.
Sementara itu seorang pedagang, Munir (32), mengatakan kondisi Shopping Center di akhir pekan ini agak sepi. Tidak seperti hari-hari biasa di mana banyak pelajar atau mahasiswa datang mencari buku. Munir yang mempunyai dua kios menerangkan bahwa sudah sangat terbiasa dengan kondisi ini. Baginya pasang surut ketika jualan itu adalah hal wajar.
“Libur panjang yang baru saja lewat, menjadi pemicu sekarang ini penjualan agak sepi. Rata-rata mungkin mereka pulang ke daerahnya masing-masing,” keluh Munir.
Di kios Munir terdapat banyak buku-buku tebal. Rata-rata berupa ensiklopedi atau buku pintar. Bukunya yang penuh debu dan berwarna kekuningan menunjukkan bahwa itu adalah buku-buku lama. Di sudut lain juga terdapat bertumpuk-tumpuk komik dengan berbagai judul. Kebanyakan komik Jepang. Namun ada pula karya dalam negeri yang dipajang. (rul/kik)