Tekuni Kerajinan Kasur Lipat, Bisa Naik Haji
Kamis, 27 Agustus 2015 15:00 WIBOleh Achmad Bukhori
Oleh Achmad Bukhori
Baureno - Kreativitas yang diimbangi keuletan dan kesabaran tidak menutup kemungkinan mengantarkan pelakunya menuju sukses. Sujono (58) contohnya. Warga Desa Gunung Sari Kecamatan Baureno tersebut berhasil berangkat haji karena keuletannya dsebagai seorang perajin kasur lipat.
Pak Jono mengaku bahwa sebelumnya dirinya adalah pengusaha telur asin. Namun, lantaran sepinya peminat telur asin, usaha miliknya tidak berkembang bahkan merugi. Akhirnya, ditahun 2003 Pak Jono mencoba usaha baru yaitu membuat kasur di rumahnya. Dan bertahan sampai saat ini.
Masih keterangan Pak Jono, usaha ini ternyata berkembang cukup pesat. Pada awalnya kasur lipat produksi Pak Jono menggunakan limbah potongan kain untuk isi bagian dalamnya. Sekarang ini, Pak Jono sudah bisa memproduksi kasur yang isinya terbuat dari spons. Bahkan, tidak hanya kasur, Pak Jono juga memproduksi aneka gelaran lainnya.
Pak Jono menambahkan keterangannya bahwa demi kualitas produk , dia mengusahan bahan dasar yang baik pula.
"Ada juga kasur yang bahannya didatangkan dari China," terang Muhammad Muhlisin, 30, salah satu karyawan.
Pada awalnya, kata Pak Jono lagi, jumlah barang yang diproduksi terbilang minim, mengingat pemesan juga masih sedikit. Seiring perkembangan, jumlah produk semakin banyak. Saat ini jumlah kasur yang diproduksi bisa dikatakan cukup banyak. "Jumlah produksi kasur perminggunya antara 600 sampai 700 gulung".
Dalam pengerjaannya, Pak Jono memberdayakan masyarakat sekitarnya untuk menjadi karyawan. 15 orang ditempatkannya di gudang, dan beberpa diposisikan sebagai tenaga pembuatan. Dengan demikian, pak Jono telah berhasil mengangkat pendapatan tetangganya. Dengan kata lain, mengurangi angka pengangguran. "Mereka akhirnya bisa mengisi waktu kosongya dengan membuat kasur," ujarnya.
Kepada BBC, beritaBojonegoro, Pak jono menuturkan, Kasur produksinya sudah membanjiri toko- toko besar yang ada di dalam maupun luar kota Bojonegoro. "Bahkan setiap dua minggu sekali ia mengirimkan produknya ke luar pulau yaitu ke Salimantan dan ke Sulawesi.
Pak Jono tidak memberikan keterangan mengenai jumlah rupiah yang dia dapat dari usaha ini. Yang pasti, usaha terebut telah bisa mencukupi kebutuhan keluarga pak Jono dan menyekolahkan anak-anak . "Saya bisa berangkat haji juga lantaran usaha ini," pungkas Pak Jono, yang berangkat haji tahun kemarin.(ori/moha)