Penangkaran Rusa Jawa di Hutan Malo Berhasil
Minggu, 30 Agustus 2015 18:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
BOJONEGORO – Upaya untuk mengembangbiakkan rusa Jawa (cervus timorensis) di lokasi penangkaran hutan di Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, cukup berhasil. Penangkaran rusa Jawa yang dimulai sejak Juni 2014 lalu itu awalnya menangkar 13 rusa betina dan jantan yang dikirim dari daerah Blitar. Kini, rusa Jawa itu telah berkembang biak menjadi 17 ekor.
Penangkaran rusa Jawa ini dilakukan di area Perhutani. Penangkaran ini dilakukan atas kerja sama PT Pertamina Ekplorasi dan Produksi (EP) Asset 4 Field Cepu dengan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan. Penangkaran dilakukan di lahan seluas 900 meter persegi yang terbagi menjadi dua kandang untuk pejantan dan betina.
Masrap, pria paruh baya yang bertugas untuk merawat dan menjaga rusa Jawa serta kandang penangkarannya. Bekerja sejak penangkaran rusa Jawa diresmikan, Masrap memiliki tugas untuk memberi makan, menyediakan air minum untuk rusa, dan membersihkan kandang.
“Total rusa Jawa yang ditangkarkan di sini ada 17 ekor. Awalnya hanya 13 ekor lalu beranak satu ekor. Bulan ini ada tambahan lagi tiga anak rusa yang lahir. Umurnya belum genap satu bulan.Waktu awal-awal si anakan rusa lahir saya harus sering memantaunya yang kadang saya lakukan sampai malam,” ungkapnya.
Untuk perawatan rusa Jawa sendiri, Masrap mengaku tidak memiliki kesulitan yang berarti. Setiap harinya di pagi hari hal yang harus dia lakukan adalah membersihkan kandang dan menguras kolam air minum untuk rusa Jawa.
Di siang hari, Masrap bertugas memberi makan buah atau ketela untuk rusa Jawa. Sore harinya dia akan mencari rumput yang malamnya akan diberikan sebagai cadangan makanan untuk rusa Jawa.
Meski begitu, ia mengakui proses penangkaran rusa Jawa ini ternyata tak semudah yang dibayangkan. Di awal sebelum proses penangkaran diresmikan, dilakukan penelitian dan survei tentang kondisi alam yang cocok untuk rusa Jawa, memakan waktu satu tahun. Sekarang setelah satu tahun berjalan, penangkaran rusa Jawa ini juga masih memiliki kendala.
“Kalau masalah yang dihadapi sebenarnya tidak banyak. Akan tetapi, ada satu masalah yang saat ini sedang dihadapi. Yakni saat musim kemarau seperti ini pakan rumput untuk rusa Jawa sulit didapatkan. Apalagi kita tidak memiliki lahan sendiri yang khusus untuk ditanami rumput,” ujar Masrap.
Walaupun begitu, sejauh ini masalah tersebut bisa diatasinya dengan bekerja lebih keras lagi, supaya satwa langka yang dulu banyak hidup di hutan jati di Bojonegoro bisa terus berkembang.
Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Parengan, Daniel Budi Cahyono membenarkan adanya penambahan jumlah rusa Jawa di sana.
Menurutnya, sekitar bulan Juli lalu ada 4 ekor betina yang terindikasi bunting. Sekitar 3 minggu lalu akhirnya bisa lahir 3 ekor, sehingga jumlahnya ada 17 ekor rusa Jawa di tempat penangkaran rusa Jawa yang menjadi upaya menjaga pelestarian keaneakaragaman hayati tersebut.
"Lahirnya secara alami, tidak ada campur tangan dari orang. Dan hidupnya juga tidak ada perlakuan khusus, dibiarkan hidup dengan induknya," jelas pria asal Semarang, Jawa Tengah tersebut. (ver/moha)