Hari Raya Idul Fitri, Merayakan Kemenangan Membasuh Jiwa
Rabu, 06 Juli 2016 11:00 WIBOleh Muhammad Roqib *)
*Oleh Muhammad Roqib
Tidak terasa sebulan penuh kita menjalani puasa Ramadan. Bulan penuh ampunan. Bulan di mana pintu pintu surga dibuka, segala amalan baik ganjarannya dilipatgandakan itu telah usai. Pada saat seperti ini, kita seperti kehilangan, merindukan bulan Puasa seperti ini.
Malam yang dilalui dengan syahdunya salat tarawih berjamaah dan tadarus juga telah usai. Malam-malam yang indah, senandung anak-anak mengaji di surau-surau sungguh merdu dan indah.
Kini kita menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah. Gema takbir berkumandang, merayakan kemenangan, membasuh jiwa. Kita kembali ke fitri.
Malam takbiran juga sungguh syahdu. Anak-anak takbiran berkeliling kampung sambil membawa obor dari bambu yang berpendar. Mereka juga membawa kentongan. Ada pula yang membawa kembang api. Bersarung dan berpeci. Suka cita dan kegembiraan menyelimuti malam takbiran.
Ibu-ibu dan bapak berkumpul di surau. Mereka mengumpulkan zakat fitrah dan dibagikan pada orang-orang yang berhak menerimanya. Malam harinya, anak-anak bermain dan takbiran sampai larut malam di surau.
Di keluarga besar di kampung, anggota keluarga kedatangan sanak saudara dan kerabat yang mudik dari kota. Mereka begitu gembiranya bisa berkumpul lagi pada perayaan Lebaran tahun ini. Ibu-ibu dan bapak yang menanti dengan rindu anak-anaknya pulang akhirnya terobati. Tradisi mudik Lebaran setahun sekali menjadi penawar rindu sekaligus mempererat tali silaturahmi keluarga.
Idul Fitri dan mudik adalah momen yang paling ditunggu oleh anak-anak dari kampung yang merantau di kota-kota. Setelah bekerja keras meraih asa di kota, mereka pulang ke kampung, bertemu dengan bapak dan ibu, menelusuri kisah dan perjalanan hidupnya semasa kecil di kampung hingga tumbuh besar dan dewasa. Kesuksesan yang diraih berawal dan berakar dari perjalanan hidup mereka di kampung.
Idul Fitri adalah pembasuh jiwa. Orang-orang yang menjalani puasa sebulan penuh dan bertemu dengan keluarga di hari yang fitri merasakan kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi. Bisa berkumpul dengan keluarga adalah momen yang tidak ternilai. Orang-orang tua yang masih ada dimuliakan dan orang tua yang sudah tiada didoakan. Saudara yang terpisah jauh berpelukan erat. Idul Fitri mempertemukan jiwa-jiwa yang mencari dirinya.
Setelah berlebaran di kampung, orang-orang akan kembali ke kota, siap menghadapi segala rintangan dan terjalnya kehidupan di kota. Jiwa yang penuh kebahagiaan dan kegembiraan mendapatkan energi yang luar biasa untuk kembali bertarung di kota. Saling isi orang-orang kota dengan orang-orang kampung ini menjadi daya kekuatan membangun bangsa, membangun manusia.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah, Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir Batin. Salam