Khusnul Andi Sancoko, Pesepak Bola Klub ASFC Bojonegoro
Sepak Bola Adalah Filosofi Hidup
Sabtu, 30 Juli 2016 18:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
BELAJAR tentang kehidupan tidak serta merta instan atau sim salabim. Proses yang panjang dan melelahkan, dan menghabiskan banyak energi, kadang juga tak menemukan jawaban. Seiring banyaknya pengalaman jatuh bangun secara perlahan, kita akan mengerti tentang kehidupan. Bahkan melalui hal tak terduga, seperti sepak bola, seseorang mampu menemukan sebagian arti hidup.
Salah satunya, Khusnul Andi Sancoko. Pemuda kelahiran 11 Januari 1992 ini menghabiskan lebih dari separuh hidupnya untuk bermain sepak bola. Dia kini bergabung dengan satu klub sepak bola di Bojonegoro, yaitu Anak Stadion Football Club (ASFC).
Dia mulai bermain sepak bola mulai umur 5 tahun. Hobi ini merupakan ajang favorit di keluarganya, sehingga menular kepada dirinya. Sebelum di ASFC, dia masuk di SSB Indonesia Muda ketika usia sekolah dasar. Kemudian beralih ke SSB Puma ketika usia SMP, dan terakhir berlabuh di ASFC, sejak usia SMA sampai sekarang.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini juga sempat ditawari untuk ikut seleksi Tim Persibo. Namun atas saran kedua orangtuanya dia mengikuti seleksi kerja di PT Petrokimia Gresik.
"Walaupun sekarang jarang di Bojonegoro, saya menyempatkan pulang kalau ASFC ada pertandingan. Bahkan pernah juga saya mengambil cuti agar bisa bermain sepak bola," tuturnya kepada beritabojonegoro.com.
Baginya sepak bola bukan sekedar hobi melainkan bagian dari hidup. Tiada hari tanpa bahasan tentang bola. Bahkan melalui sepak bola, dia belajar tentang filosofi hidup.
"Karena di sepak bola, kita belajar bagaimana cara kerja sama tim yang bagus dan kompak. Kapan kita harus menyerang dan bertahan. Seperti hidup ini," ungkapnya.
Menurut Khusnul, bagian bekerja sama, menyerang dan bertahan ini sangat sesuai dengan lingkungan yang sebenarnya. Dalam dunia kerja, seseorang harus bisa bekerja sama dengan rekan kerja sehingga hasil yang dicapai bisa optimal. Selain itu sebagai mahkluk sosial, harus bisa bekerja sama dengan siapa pun dan dimana pun.
"Kita juga harus tahu, kapan kita melangkah maju, kapan kita harus bersabar menunggu momen yang tepat dalam melakukan suatu hal. Karena seperti kehidupan itu sendiri, sepak bola adalah seni," tandasnya.
Bersama ASFC, Khusnul pernah meraih juara ketiga Liga Askab PSSI Bojonegoro yang diselenggarakan oleh Pengcab PSSI Bojonegoro pada musim kompetisi 2015. Pertandingan ini diikuti oleh 21 klub anggota Askab PSSI Bojonegoro. (ver/tap)