Sosok
13 Tahun Tak ada Kabar, Sri Naning Wahyu Kurniawati, TKI Asal Blora Ini Akhirnya Pulang
Sabtu, 18 Januari 2020 08:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Blora, pada Jumat (17/01/2020), menerima kepulangan Sri Naning Wahyu Kurniawati (26) yang sudah 13 tahun tidak ada kabar saat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.
Sri Naning adalah warga Desa Polosorejo RT 005 RW 002 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, buruh migran yang bekerja sebagai asisten rumah tangga pada salah satu warga di Arab Saudi, dinyatakan tidak pernah ada kabar atau komunikasi dengan orang tua di desanya.
Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Penta Tran) Dinperinnaker, Ir Sugeng Saptono, MMA. menyampaikan, pihaknya menerima kabar dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jakarta yang diteruskan ke Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Semarang.
Menurutnya, pada Selasa (14/01/2020), pihaknya menerima kabar dari BP3TKI Semarang adanya TKI asal Blora yang dipulangkan setelah 13 tahun berada di Arab Saudi.
Kemudian, Rabu (15/01/2020) pagi, dirinya bersama Kepala Seksi Penta Dinperinaker Blora, Joko Setyo Untoro SPt MM dan salah satu ASN setempat mendatangi rumah orang tua Sri Naning adalah di Desa Polosorejo Kecamatan Banjarejo, untuk memberitahukan informasi tersebut
“Kami tanyakan, kemudian diberitahu fotonya, dan dibenarkan bahwa itu adalah Sri Naning, anak ke dua dari Sulimin dan Suparmi. Jerit tangis dan haru terjadi di keluarga itu. Sebab ia pergi sudah 13 tahun tidak ada kabarnya,” tutur Ir Sugeng Saptono MM.
Selanjutnya, pada Rabu (15/01/2020) Kepala Desa Plosorejo, Muslih, didampingi bapak dan adik kandung Sri Naning, langsung menuju Jakarta untuk menjemput Sri Naning di bandara Soekarno Hatta.
“Kami akan berusaha bantu supaya hak Sri Naning bisa diterima. Hanya saja, saya pesan kepada orang tua dan keluarga agar Sri Naning dijaga supaya bisa lebih tenang dan istirahat cukup,” katanya
Selama tidak ada kabar, kedua orang tua dan pihak keluarga hanya bisa pasrah. Bahkan diduga sudah meninggal dunia dan penah digelar doa bersama (bancakan).
Hal yang sama disampaikan Kepala Seksi Penta Dinperinaker Blora Joko Setyo Untoro SPt MM, bahwa setelah mendapat kabar, dirinya langsung meluncur ke rumah keluarga yang bersangkutan dan dinyatakan sudah lama tidak ada kabarnya.
“Diduga dulu berangkat menjadi TKI ke Arab Saudi pada tahun 2006 melalui biro jasa tenaga kerja ilegal,” kata Joko Setyo Untoro SPt MM.
Sri Naning Wahyu Kurniawati (26), saat berada di Kantor Dinperinaker Kabupaten Blora, Jumat (17/01/2020).
Setiba di Blora, Kamis (16/01/2020) oleh Kepala Desa Plosorejo tidak langsung dibawa ke rumah, melainkan di antar ke Dinperinakker Blora terlebih dahulu untuk menyampaikan keterangan dan ucapan terimakasih telah membantu dan memberikan informasi.
“Mewakili keluarga kami sampaikan terimakasih kepada Dinperinaker Blora yang telah membantu, sehingga warga kami yang tidak ada kabarnya bisa pulang dengan selamat,” kata Muslih.
Ketika dijemput, kata Muslih, Sri Naning tampak mengalami depresi, sedikit mau bicara, bahkan tidak kenal dengan adiknya dan tidak mau makan.
“Alhamdulillah, setibanya di Kantor Dinperinaker, disambut dengan baik dan disuguh makan serta minum. Ia mau makan dan berkomunikasi,” katanya.
Sulimin (52) Bapak Sri Naning mengaku terharu dan bersyukur atas kepulangan anaknya.
“Saya sangat bersyukur dan senang bisa ketemu anak perempuan saya setelah 13 tahun tidak ada kabar. Terimakasih kepada Dinperinaker Blora,” katamya terbata-bata.
Sulimin pun mengaku telah mengira kalau anaknya sudah meninggal dunia bahkan sudah sempat digelar doa bersama.
“Saya juga beberapa kali mendatangi supranatural untuk meminta petunjuk. Waktu keberangkatan menjadi TKI ke Arab Saudi, KTP saya juga dibawa dan katanya disimpan sama majikannya,” ujarnya.
Masih menurut Sulimin, pada satu tahun pertama, anaknya rutin mengirimkan uang dan komunikasi dengan keluarga, namun pada tahun kedua hingga selama sekian tahun itu tidak ada kabar dan komunikasi dengan anaknya.
“Terakhir itu dia bilang akan pindah bos (majikan). Setelah itu tidak ada kabarnya lagi,” ucap Sulimin.
Sementara itu, Sri Naning, meski masih kelihatan galau, namun perlahan bisa menceritakan hingga akhirnya ia lari dari rumah majikan.
“Pada awalnya dimarahi karena lagi nonton televisi dan tidak kerja. Kemudian saya keluar, ditolong polisi hingga ke KJRI di Jedah hingga diurus dan bisa pulang ke Indonesia,” katanya
Menurutnya, keluarga majikan tempat ia bekerja orangnya baik.
“Majikan bilang gaji saya disimpan di rekening bank dan boleh diminta jika saya perlu. Tapi saya belum minta, takut juga kalau bawa uang banyak. Jadi saya saat ini tidak bawa uang,” katanya.
Sri Naning menyampaikan terimakasih kepada pihak perusahaan jasa tenaga kerja yang menyalurkannya.
“Saya terimakasih kepada pihak PT. Kalau gaji saya dipotong pajak dan administrasi gak apa. Asal saya masih bisa terima uang,” ujarnya. (teg/imm)