Kakek yang Tinggal di Tengah Hutan Bojonegoro Ini Menangis Haru saat Dapat Bantuan Listrik
Selasa, 09 Maret 2021 17:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Mbah Pasrum (79) warga Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, yang sejak puluhan tahun lalu memilih tinggal di tengah hutan yang jauh dari pemukiman penduduk, pada Selasa (09/03/2021), menangis haru saat mendapat bantuan lampu listrik tenaga surya (solar cell) untuk penerangan rumahnya.
Mulai saat ini, kalau malam hari mbah Pasrum tak lagi harus menyalakan lampu teplok untuk menerangi rumahnya, karena lampu listrik tenaga surya di rumahnya telah terpasang dan berfungsi dengan baik.
Bantuan tersebut diberikan oleh Iptu Jadmiko SH, Kapolsek Temayang, Polres Bojonegoro, yang membaca kisah mbah Pasrum melalui media ini beberapa waktu lalu, dan mengetahui salah satu harapan atau keinginan mbah Pasrum adalah agar ada orang yang bisa membantu sarana listrik untuk penerangan rumahnya saat malam hari.
Mbah Pasrum, warga Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, saat menyalakan lampu penerangan di rumahnya. (foro: dan/beritabojonegoro)
Kedatangan rombongan Polsek Temayang bersama Perangkat Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang tersebut sempat mengagetkan mbah Pasrum dan istrinya, karena seumur hidupnya baru kali ini didatangi Kapolsek.
"Seperti mimpi nak, seumur hidup baru kali ini didatangi Pak Kapolsek," tutur mbah Pasrum kepada awak media ini dalam Bahasa Jawa.
Dirinya lebih tidak menyangka lagi ketika kedatangan Kapolsek bersama jajarannya tersebut ternyata untuk memberikan bantuan listrik untuk penerangan di rumahnya.
"Terimakasih atas bantuan yang diberikan pak Kapolsek beserta jajaran Pemerintah Kedungsumber. Sampai-sampai tidak bisa bicara saya. Keinginan saya sudah terkabul nak, kalau malam hari sudah ada lampu penerangan di sini." tutur mbah Pasrum dengan rasa haru.
Sementara itu, Kapolsek Temayang, Iptu Jadmiko, menjelaskan bahwa kedatangannya bersama tiga pilar, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Kepala Desa Kedungsumber tersebut untuk memberikan bantuan sosial kepada mbah Pasrum beserta istrinya, berupa paket sembako dan lampu tenaga surya (solar cell).
Menurutnya, bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian kepada Mbah Pasrum yang sudah sejak 50 tahun lamanya tinggal di tengah hutan tanpa adanya lampu penerang listrik.
"Semoga dengan adanya bantuan lampu tenaga surya (solar cell) dan sembako ini bisa sedikit membantu mbah Pasrum dan menjadikan manfaat, sehingga nantinya Mbah Pasrum bersama istri saat malam tiba sudah bisa menikmati lampu penerangan seperti warga lainnya," kata Kapolsek Temayang, Iptu Jadmiko SH.
Rombongan Polsek Temayang bersama Perangkat Desa Kedungsumber, saat menuju ke rumah Mbah Pasrum, untuk menyerahkan bantuan paket sembako dan listrik tenaga surya. (foro: dan/beritabojonegoro)
Untuk diketahui, mbah Pasrum (79) dirinya sudah tinggal di tengah hutan tersebut semenjak tahun 1967 hingga sekarang, sementara istrinya, Warni (60), baru ikut tinggal di hutan tersebut setelah menikah dengan dirinya, sekitar tahun 1980.
Mbah Pasrum sebetulnya mempunyai rumah tempat tinggal yang lebih layak, yang berada di Dusun Tretes, Desa Kedungseumber, Kecamatan Temayang, yang merupakan rumah orang tuanya, yang saat ini ditinggali ibunya, namun dirinya bersama istrinya lebih memilih tidak tinggal di pemukiman yang banyak penduduknya, dan memilih tinggal di tengah hutan, karena ingin mencari ketenangan dan kenyamanan.
Di tengah hutan tersebut pasangan suami istri ini tinggal di rumah yang terbuat dari kayu dengan atap genting dan beralaskan tanah. Tak ada listrik, sehingga kalau malam hari, Mbah Pasrum, bersama istrinya hari hanya menggunakan lampu teplok atau lampu dari minyak tanah, untuk penerangan.
Tidak ada televisi dan barang-barang elektronik lainnya, karena memang tidak aliran listrik di kawasan hutan tersebut. Hanya sebuah radio yang menggunakan catu daya dari batu baterai, yang kerapkali didengarkan oleh mbah Pasrum ketika sedang bersantai.
Dengan ditemani dua ekor anjingnya, mbah Pasrum sehari-hari bertani di dalam kawasan hutan tersebut dan mencari ikan di Waduk Pacal. Sementara untuk kebutuhan pokok lainya seperti minyak goreng dan bumbu masak, dirinya bersama istrinya biasanya belanja di Pasar Gondang setiap sebulan atau dua bulan sekali. (dan/imm)