Legitnya Brem Spesial Prihantini
Sabtu, 13 Agustus 2016 09:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Madiun - Prihantini tak bisa jauh dari jajanan tradisional brem. Jatuh bangun dia menggeluti dan mengembangkan usaha jajanan tradisional khas Madiun itu. Ia mampu bertahan dan kini semakin berkibar dengan usaha yang diberi nama “Brem Spesial Prihantini”.
Prihantini membuka gerai yang menyediakan jajanan khas brem di kampungnya yakni di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Lokasinya berada sekitar tiga kilometer dari Kota Caruban.
Prihantini menuturkan usaha membuat jajanan tradisional brem ini telah ada secara turun temurun. Dulu brem yang dibuat dari air tape yang dikeringkan dan dibekukan ini dijual utuh berupa batangan. “Karena dijual batangan, daya tahan brem itu tidak lama,” ucapnya.
Brem baru dijual secara kemasan sekitar tahun 1990-an. Saat itu ia memproduksi brem masih dalam skala kecil yakni masih dengan bahan baku beras ketan sebanyak 20-30 kilogram saja. Brem yang dikemas dengan merek “Brem Spesial Prihantini” itu lalu dijual di sejumlah toko di Madiun dan sekitarnya.
“Jadi saat itu hasil dari jualan hanya bisa dipakai untuk beli bahan lagi. Sebab, kemampuan saya masih terbatas saat itu,” tuturnya.
Namun Prihantini pantang menyerah. Ia terus berusaha memasarkan brem hasil produksinya. Lambat laun brem miliknya makin terkenal dan makin diminati pasar. Pesanan brem juga semakin banyak dari luar daerah seperti Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Bali.
Tapi, menggeluti usaha tradisional ini juga tidak mudah. Pada tahun 2000, di pasaran banyak muncul produk jajanan brem dengan harga murah namun dengan kualitas yang kurang baik. Tak pelak, Prihantini sempat kelabakan menghadapi persaingan itu.
“Saya sempat berpikir apakah saya mengikuti pasar dengan menurunkan kualitas brem milik saya. Sehingga, saya bisa menjual dengan harga murah. Namun, setelah saya pertimbangkan, saya berkesimpulan tetap menjaga kualitas produk dan tidak mau mengikuti pasar. Ternyata, strategi itu berhasil,” ceritanya.
Untuk lebih menambah wawasan dan sekaligus mengenalkan produk brem miliknya, Prihantini mengikuti setiap kali ada pameran makanan khas tradisional di berbagai daerah. Dari pameran itu, dia juga mendapatkan relasi dan pelanggan baru dari berbagai daerah. “Kini, banyak orang dari luar daerah yang melancong ke Madiun mampir ke sini untuk membawa oleh-oleh khas brem,” ucapnya.
Prihantini juga tak berhenti berinovasi. Kini ia menyediakan berbagai rasa brem di antaranya rasa durian, rasa cokelat, rasa mocca, rasa jeruk dan lainnya. Dia juga menyediakan brem dengan berbagai ukuran dan kemasan. Untuk brem dengan kemasan sedang dijual seharga Rp 3.500. Sedangkan, brem kemasan lainnya dijual Rp 7.500. Selain itu, dia juga menjual brem utuh tanpa kemasan seharga Rp 10.000.
Kini Prihantini mengaku ingin menjaga dan melestarikan jajanan tradisional yang telah diwarisi secara turun temurun tersebut. Janda yang memiliki tiga anak ini bertekad ingin tetap menjaga mutu dan cita rasa brem merek
“Prihantini Spesial Brem” miliknya. “Mutu dan cita rasa tetap saya jaga. Apapun yang terjadi di pasar, saya tetap menjaga mutu produk brem milik saya,” tandasnya. (her/kik)