Pusat Inkubasi Bisnis Bojonegoro
Semakin Dikenal dan Kerap Diminta Isi Pelatihan ke Luar Daerah
Senin, 29 Agustus 2016 12:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
PUSAT Inkubasi Bisnis (PIB) dari Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro semakin dikenal luas. Lembaga yang dibentuk dalam program pengembangan ekonomi masyarakat diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini kerap diundang pemerintah kabupaten atau desa-desa di luar Kecamatan Gayam.
"Tapi kami prioritaskan dulu yang di Kecamatan Gayam," ungkap Manajer PIB Bojonegoro Ifa Jumrotun Naimah kepada beritabojonegoro.com, Senin (29/08/2016).
Ifa mengaku, undangan untuk minta pelatihan sudah cukup banyak. Kata dia, pekan lalu PIB diundang Desa Ngampel Kecamatan Kapas untuk melatih BUMDes setempat dalam pengembangan manajerialnya.
Menurutnya, tim PIB belum secara khusus mempromosikan paket pelatihan ke luar. Namun karena promosi dari mulut ke mulut, setiap hari selalu mendapat undangan sebagai tenaga ahli (trainer).
"Kita sudah tiga kali diundang ke Lamongan, pernah ke Temayang, Sugihwaras, dan lain-lain, tapi tidak semua bisa kita penuhi karena keterbatasan waktu dan tenaga," paparnya.
PIB Bojonegoro berlokasi di Desa Ringin Tunggal Kecamatan Gayam. Program PIB diinisiasi EMCL dengan menggandeng LSM Bina Swadaya untuk mendampingi warga Desa Mojodelik, Gayam dan sepuluh desa lainnya di kecamatan Gayam. Warga yang menjadi pengurus dan anggota mendapatkan pelatihan organisasi dan pengembangan kapasitas.
"Saya mendapatkan berbagai pelatihan kepemimpinan, jaringan usaha, kewirausahaan, dan manajemen keuangan dan bisnis," tutur Marpuah, anggota PIB asal Desa Mojodelik.
Marpuah mengaku, mendapat banyak ilmu baru di PIB. Dia juga berkesempatan memperbanyak jaringan usaha. Sehingga harapannya taraf pendapatan akan bertambah pula. "Tapi yang lebih penting adalah kebahagiaan yang saya dapatkan di sini bersama yang lain dan pengalaman belajar di luar," ungkapnya.
Kini PIB telah memiliki tim ahli dan pengurus. PIB juga membina delapan asosiasi di bidang pertanian, peternakan, industri rumahan makanan dan minuman, usaha kreatif, serta budidaya alternatif.
Prestasi ini diapresiasi oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro. Bahkan Bappeda mengadopsi konsep PIB untuk diterapkan di desa lain di kabupaten setempat.
"Bulan lalu kita lokakarya dengan seluruh camat dan pendamping desa se-Kabupaten Bojonegoro," pungkas Ifa. (rul/tap)