Perempuan asal Baureno Pamerkan Batik Bojonegoro di Jerman
Jumat, 04 November 2016 16:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro Kota - Salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro adalah karya batik motif Jonegoroan. Dua hari lagi, kain batik ini bakal dikenal dunia. Pasalnya, ada seorang perempuan asal Kecamatan Baureno yang bernama Dian Kresnawati akan memamerkan batik Bojonegoro yang dilukis di atas ice cream, dalam acara seminar dan exihibition Brau De Vile 2016 di Nuremberg Jerman pada 6-14 November 2016 pekan depan.
Kabar baik itu disampaikan Dian Kresnawati kepada Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro melalui media sosial, Kamis (3/11/2016) malam.
Dian menceritakan bahwa selain mengenalkan batik Bojonegoro di kancah internasional, dia juga akan memperdalam ilmu mengenai zuppa soup dan es krim gelato di Italia, Prodotti Per Il Gelato Artigianale MEC3. Kedua acara tersebut akan dikunjunginya pada pertengahan November ini.
"Saya berharap bahwa Bojonegoro memiliki produk kreatif unggulan yang bisa dibawa ke tingkat nasional, bahkan internasional," terang perempuan jebolan IPB itu.
Perempuan kelahiran Baureno, putri pasangan H Gunadi (Alm) dan Ismiriyani ini, meyakini bahwa selama manusia hidup akan membutuhkan asupan atau makanan. Jadi bisnis ini adalah bisnis yang menjanjikan dan tidak akan mudah tergoyahkan. Menurutnya, bisnis kuliner menjadi salah satu jenis bisnis yang tak lekang oleh waktu.
"Hanya saja untuk bertahan ditengah persaingan dibutuhkan kreativitas dan inovasi. Sebab dua hal ini menjadi faktor penentu dalam menjalani bisnis yang sangat kompetitif ini," lanjutnya.
Dian Krisna menuturkan, dirinya beberapa lalu mengikuti even yang digelar oleh Pemkab Bojonegoro bertajuk "Bojonegoro Batik & Tenun Fashion, Craft & Culinary 2016". Panitia menerapkan seleksi cukup ketat untuk setiap brand bisnis yang mengikutinya. Salah satu brand bisnis yang berhasil lolos seleksi adalah Gendhis Manis.
Gendhis Manis ini merupakan brand bisnis yang dimiliki Dian Kresnawati. Nama Gendhis diambil dari gula, dan Manis mengandung harapan supaya orang-orang di sekitarnya turut menikmati manisnya kehidupan.
Salah satu produk Gendhis Manis yang berhasil mencuri perhatian Bupati Bojonegoro adalah Es Krim Batik Bojonegoro, varian hard ice cream, menggunakan lemak 13-15 persen dan suhu beku minus 23 derajat. Sedangkan Gelato hanya mempunyai kandungan lemak kurang dari 10 persen.
"Kang Yoto meminta agar saya membuat produk Gelato dengan buah murni sebagai perasanya. Tentu saja dengan senang hati saya menyanggupinya," sambungnya.
Apalagi, kata Dian semua produk Gendhis Manis telah diformulasi dengan mensubstitusikan bahan pangan lokal khas Bojonegoro. (ver/tap)