Hari Terakhir Workshop Merintis dan Mengelola Media oleh AJI Bojonegoro
Bergembira di Alam Terbuka, Buang Kepenatan dan Latih Kekompakan
Minggu, 06 November 2016 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Yogyakarta - Permainan olah tubuh di alam terbuka (outbond) kadangkala menjadi sesuatu yang wajib. Terutama bagi kita yang merasa penat dengan segala rutinitas harian. Ayo sejenak melipir ke Yogyakarta. Kota yang selalu menawarkan keramahan, keunikan dan alamnya yang indah. Saya bersyukur berkesempatan mengunjungi salah satu wahana outbond Kota Gudeg yang berlokasi di Desa Sambi Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta, bersama sekitar 50an peserta lainnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Workshop Merintis dan Mengelola Media yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro dan dukungan Exxonmobil Cepu Limited (EMCL). Kami para peserta adalah jurnalis di tiga kota, Bojonegoro, Blora dan Tuban.
Melewati puluhan meter jalanan berliku dan naik turun, deretan kanan kiri perumahan tradisional dengan khas joglonya, dan sejuknya perbukitan hijau. Siapa bisa menolak kenikmatan itu coba?
Rasa lelah perjalanan hilang ketika pemandu outbond mulai memimpin gerakan pemanasan seru yang langsung mengusir rasa kantuk dan malas. Dimulai membentuk barisan kecil dan besar, semua peserta outbound berhasil mencairkan kebekuan diri.
Kemudian dengan perasaan damai mengikuti arahan pemandu, kami bersemangat dalam permainan ketangkasan, kecerdasan dan keberanian.
Terbagi dalam dua kelompok besar, kami menyelesaikan permainan-permainan menantang seperti meluncur dengan flying fox dengan jarak tempuh 80 sampai 500 meter, dan berselancar dengan perahu karet memakai dayung kayu di aliran sungai yang cukup deras arusnya. Secara berkelompok, kami mendayung dari satu sisi ke sisi yang lain.
Jangan berharap berjalan mulus, lantaran dibutuhkan teknik yang tepat untuk mendayung. Beberapa dari kami justru berbalik arah ketika mendayung.
"Serunya permainan di sini, meski harus basah-basahan," ujar Tulus, salah satu peserta.
Puas ngegame, kamipun masuk warung di sekitar lokasi yang menyajikan menu-menu masakan tradisional seperti sambelan, sayur lodeh, asem, kare, pecel, dan lain sebagainya. Karena capek berjam-jam berolah fisik, maka menikmati suguhan makanan ndeso di warung itu menjadi kian maknyus. Aroma makanan mengaduk-aduk perut kami yang keroncongan begitu ibu penyaji meletakkan pesanan di meja, terutama sambelnya, uhh.
Kenyang udah, maka kami mengucapkan terimakasih pada ibu penyaji masakan yang menjamu kami dengan ramah itu. Kami memuji sayur asemnya yang luar biasa enak.
Ibu penyaji berwajah cantik itu tersenyum. Katanya, itu bukan sayur asem. Melainkan lodeh.(ver/moha)