Cinta Pramuka, Pernikahan di Kedungadem Pakai Upacara Tongkat Pora
Jumat, 18 November 2016 15:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Kedungadem - Kecintaan terhadap organisasi Pramuka, menjadikan sepasang pembina Pramuka yang saling mencintai ini mengadakan pernikahan dengan tradisi ala Pramuka, yakni menggunakan tongkat pora dan upacara kepramukaan.
Kamis (17/11/2016) sore, sekira pukul 16.00 WIB, pernikahan seorang pembina Pramuka Saka Bhayangkara Polsek Kedungadem bernama Didik Lugianto dengan pembina Saka Bhayangkara Polres Nganjuk bernama Sri Utami ini digelar dengan tradisi upacara kepramukaan. Upacara pernikahan dengan tongkat pora ini menyita perhatian masyarakat Desa Tumbras Anom Kecamatan Kedungadem.
Upacara pernikahan sengan tradisi kepramukaan itu melibatkan sebanyak 20 orang anggota pramuka Saka Bhayangkara Kedungadem, dihadiri oleh Dewan Pembina Saka Bhyangkara Polres Bojonegoro Aipda Bambang H W, Pembina Saka Bhayangkara Kedungadem Aipda Agus S.Sos Kanit Intel serta dipimpin langsung oleh Kapolsek Kedungadem yakni AKP Subakir, selaku Dewan Pembina Saka Bhayangkara Polsek Kedungadem.
Pada pernikahan tersebut, upacara dimulai dengan kedatangan mempelai mengenakan seragam dan atribut Pramuka melewati barisan tongkat pora yang dibuat oleh para anggota. Hingga sampai di tempat pelaminan, keduanya menandatangani surat nikah bersama-sama disaksikan oleh keluarga besar Pramuka dari Kedungadem dan Nganjuk. Penyerahan mas kawin berupa sejumlah uang, mulai dari uang logam lama (sen) hingga uang 100 ribu sekarang plus dengan logo Pramuka dan wosm, yang dibingkai dengan rapi juga menambah khas pernikahan tersebut.
Kapolsek Kedungadem AKP Subakir, saat dikonfirmasi menyebutkan, pernikahan dengan upacara kepramukaan dan tongkat pora tersebut baru pertama kali ini digelar di Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kedungadem. Menurutnya kegiatan pernikahan unik tersebut perlu dilestarikan dan diberi semangat.
"Kami sangat salut dan bangga kepada kedua mempelai yang telah memprakarsai pelaksanaan pernikahan dengan tradisi upacara kepramukaan dan tongkat pora ini. Semoga jiwa kepramukaan tetap tertanam selalu hingga akhir hayat," ungkap AKP Subakir.
Pemrakarsa bentuk pernikahan dengan upacara kepramukaan dan tradisi tongkat pora adalah kedua mempelai dan Tim Prasasti (Pramuka Semua Satu Hati), yakni Tim yang sengaja dibentuk untuk kegiatan tersebut. Pernikahan dibuat dengan campuran beberapa upacara adat Nusantara dan tradisi tongkat pora.
"Upacara ini diprakarsai oleh Tim Prasasti, terdiri dari Kak Suhadi, Kak Abdul Azis As'ari, Kak Afif Fahrur Rozi dan Kak Zaeroni. Kemudian dilaksanakan oleh adik-adik Penegak dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Kecamatan Kedungadem dari Danton Pramuka Penegak Garuda 'Ricko Dwi Tirtana'," terang Kapolsek.
Upacara pernikahan yang berjalan kurang lebih 1 jam tersebut menyita perhatian masyarakat setempat. Baru kali ini upacara pernikahan dengan tradisi kepramukaan dan tongkat pora digelar dan bisa disaksikan secara umum oleh masyarakat. (lyn/moha)