Mendaki Tempat Peristirahatan Para Dewa
Senin, 21 November 2016 09:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Wonosobo – Tempat peristirahatan para Dewa. Itulah sebutan puncak Gunung Dieng yang berada di kawasan Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Dulu di kaki Gunung Dieng itu banyak penduduk memeluk agama Hindu. Mereka menganggap puncak Gunung Dieng itu sebagai tempat yang suci dan dihuni oleh para Dewa. Para Dewa suka turun ke bumi di tempat-tempat yang tinggi seperti puncak Gunung Dieng itu.
Namun, masyarakat sekitar kini lebih sering menyebut puncak Gunung Dieng sebagai si kunir. Ya, kunir atau dalam bahasa Indonesia disebut kunyit itu menggambarkan puncak Gunung Dieng yang tampak indah pada saat matahari terbit atau sunrise. Selarit langit berwarna kuning seperti kunir akan tampak jelas di atas gunung Dieng itu saat matahari terbit. Nah, momen itulah yang ditunggu-tunggu oleh para pendaki gunung sehingga mau susah payah menaiki Gunung Dieng.
Seperti halnya saya pagi itu sekitar jam 03.00 dinihari naik ke puncak Gunung Dieng itu. Hawa dingin menyergap tubuh. Banyak pendaki lainnya bersama kami saat itu. Mereka naik perlahan, setapak demi setapak melewati jalan bebatuan yang licin. Kabut tebal menghalangi pandangan. Bukan hanya orang dewasa saja yang naik Gunung Dieng itu, anak-anak ditemani bapak ibunya juga terlihat naik gunung. Saya tidak mau kalah.
Setelah naik jalan setapak nan terjal, akhirnya saya sampai juga di pos pendakian pertama. Gunung Dieng mempunyai ketinggian 2.400 meter persegi di atas permukaan laut. Namun sayang sampai di puncak tampak kabul tebal menyelimuti tempat peristirahatan para Dewa itu. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya kabut tebal. Meski begitu, banyak pendaki yang mengabadikan momen itu dengan berswafoto atau selfie.
Setelah puas mencapai puncak, kami pun turun. Di kaki gunung banyak warung-warung menyediakan teh hangat, kopi hangat, dan kentang godok. Selain itu, juga ada buah khas Gunung Dien yaitu carica. Bentuknya mirip buah belimbing tetapi rasanya manis. Selain itu, juga ada minuman purwaceng. Minuman ini kata penduduk setempat berkhasiat untuk menambah kekuatan pria. Wow. Hawa yang dingin di kaki gunung memang nikmat menyesap teh hangat atau purwaceng itu. (her/kik)