Mau Nonton TV, Ibu Muda di Ngraho Malah Tewas Tersetrum
Senin, 12 Desember 2016 16:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Ngraho - Duka mendalam datang dari keluarga kecil di Desa Nganti Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. Seorang ibu satu anak meninggal setelah tersengat aliran listrik saat hendak menonton televisi, Senin (12/12/2016) pagi sekira pukul 08.30 WIB.
Perempuan nahas itu bernama Siti Nur Aini (20), asal Dusun Gempol RT 08 RW 02 Desa Nganti Kecamatan Ngraho. Ibu muda ini tersetrum setelah tangannya menyentuh kabel antena televisi miliknya.
Informasi dari Kepolisian Sektor Ngraho menyebutkan, kejadian perempuan meninggal tersetrum itu diketahui pertama kali oleh Ganti (70), nenek korban.
"Ketika itu, saksi (nenek korban) tengah bertamu ke rumah korban dan mendapati korban sudah tergeletak di depan televisi. Korban tergeletak dengan posisi kedua tangan memegang antena dan tidak bergerak. Kemudian saksi berteriak minta tolong ke warga sekitar," tutur Kapolsek Ngraho AKP Purwanto SH.
Sebelum polisi datang, warga sekitar berdatangan ke rumah korban. Salah satu tetangga korban, Kasman (38), berinisiatif mematikan listrik dengan cara mencabut sekring setelah itu memeriksa kondisi korban. Ternyata korban sudah meninggal dunia, selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Desa Nganti dan diteruskan ke Polsek Ngraho.
Hasil pemeriksaan kepolisian dan tim medis Puskesmas Ngraho menunjukkan korban meninggal dunia dengan kondisi kedua jari tangan mengalami luka bakar dan terkelupas. Korban meninggal murni karena tersetrum.
"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis Puskesmas Ngraho, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan," ungkap Kapolsek.
Korban Siti Nur Aini selama ini tinggal bersama anak semata wayangnya yang baru berusia 1 tahun. Sementara suaminya sedang bekerja di Surabaya. Korban dengan ciri-ciri tinggi badan 155 centimeter ditemukan meninggal mengenakan baju dan celana baby doll warna pink.
Usai melakukan oleh TKP, polisi mengamankan barang bukti (BB) berupa sebuah antena TV beserta kabel. Selanjutnya jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga. Sebelumnya, pihak keluarga menolak dilakukan diotopsi dan bersedia membuat surat pernyataan tidak menuntut pada siapa pun atas kejadian yang menimpa korban.
"Korban sudah dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan di makam desa setempat," ujar AKP Purwanto.
Melalui kejadian ini, AKP Purwanto mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat bersinggunggan dengan listrik. Apabila terjadi korsleting atau kerusakan lebih baik dilaporkan kepada ahlinya.
"Untuk keselamatan dan keamanan, masyarakat awam lebih baik tidak kontak langsung apabila tidak mengerti soal listrik," pesannya. (lyn/tap)