Pesona Bukit Kapur Rengel Tuban yang Eksotis
Jumat, 20 Januari 2017 19:00 WIBOleh Ramadhan Putra dan Irvan Ramadhan
Oleh Ramadhan Putra dan Irvan Ramadhan
Tuban - Bosan dengan wisata di Bojonegoro? Anda bisa melipir ke Kabupaten tetangga, Kota Wali Tuban. Hanya perlu waktu sekitar 45 menit bermotor dari pusat kota Bojonegoro, maka Anda akan sampai pada bukit kapur di Desa Rengel Kecamatan Rengel.
Pemandangannya eksotik. Kalau dibilang tempat wisata, sebenarnya sama sekali bukan. Tetapi tempat ini sering dikunjungi oleh kaum muda. Mereka asyik menyaksikan pemandangan dan mengambil foto. Bekas pahatan atau potongan para penambang kapur pada dinding bukit menyisakan guratan yang indah, sebuah arsitektur batu yang memesona. Beberapa bulan lalu kami berkesempatan mengunjungi bukit kapur ini.
Akses jalan menuju bukit kapur ini memang cukup ekstrem karena berbatu. Kita harus berhati-hati bermotor, pelan-pelan saja. Apalagi saat sedang basah, bebatuan itu jadi licin. Sehingga Anda tidak disarankan datang ketika hujan, karena akan membahayakan diri sendiri.
Di depan kami adalah seorang perempuan pengendara motor berusia kira-kira 45 tahun. Dia mengendarai motor Honda Supra x dengan memakai baju ungu dan jaket merah. Wanita itu mengenakan helm warna hitam. Saya terus mengamati dari belakang, hingga saya kaget saat perempuan itu motornya terjebak lubang, helm hitam itu terlepas dan jatuh ke jalan. Tidak cukup jatuh, helm hitam sampai menggelinding jatuh dan masuk ke sawah. Kedua ekor mata kami mengikuti gerak menggelinding helm hitam itu hingga sampai sawah.
Bukit kapur ini sebenarnya merupakan bekas lokasi penambangan. Namun karena bekas pemotongan atau pengerukan pada dinding bukit nampak indah dan eksotik, tempat ini mengundang hasrat para penikmat wisata. Mereka datang nampak begitu menikmatinya, meski sekadar melihat-lihat saja, mengambil obyek foto maupun selfie. Paduan warna putih kehitaman batu kapur pad dinding bukit dan warna hijau rerumputan di atasnya begitu serasi. Dalam hati saya berkata, tidak perlu jauh-jauh untuk menikmati keindahan alam. Datang saja ke tempat ini.
Karena bebatuan, suhu di sini panas menyengat. Apalagi saat siang. Parahnya, tidak ada penjual makanan. Di sekitar bukit ini hanya ditumbuhi pohon jati, itupun dengan jumlah yang bisa dihitung jari tangan. Terbayang kan bagaimana panasnya? Karena itu alangkah baiknya Anda datang saat pagi atau sore hari. Anda bisa menikmati terbit dan tenggelamnya matahari yang menambah bukit ini kian ekstotis. Juga jangan malam hari. Sebab karena bukan tempat wisata, di sini tidak ada penerangan. Sehingga kalau malam bisa berbahaya.
Adanya bukit kapur ini menjadi alternati wisata bagi kaum muda. Karena untuk menikmati keindahan bukit kapur pengunjung tidak dipungut biaya. Seperti kami yang mengunjungi bukit kapur karena untuk menikmati pemandangannya dan juga mendapatkan foto yang instagramable (menarik untuk diunggah melalui medsos instagram).
Karena banyak titik-titik tersembunyi di bukit kapur ini, itu menjadi tempat yang tepat untuk menyendiri. Namun, kami sempat menyaksikan pengunjung memanfaatkannya untuk melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Spot-spot tersembunyi itu dijadikan ajang pacaran atau berbuat mesum. Kami melihatnya. Kami jadi risih sendiri. Sayang sekali kalau tempat-tempat yang berpotensi menjadi wisata malah dijadikan tempat mesum oleh mereka yang tidak bertanggung jawab.
Kami pun menyingkir dan mencari tempat-tempat yang bagus untuk berfoto kemudian pulang. (rp,ir/moha)
Pengirim adalah pelajar magang di beritabojonegoro.com. Putra adalah SMK PGRI II Bojonegoro dan Irvan adalah mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura