PWI Bojonegoro Minta Dua Oknum Wartawan Ditindak Tegas
Rabu, 22 Maret 2017 10:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro Kota - Adanya dugaan pemerasaan yang dilakukan oleh dua oknum wartawan terhadap Kepala Desa Pejok, Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro, PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kabupaten Bojonegoro mengecam keras tindakan tersebut karena mencoreng kinerja dan profesi jurnalis yang seharusnya menjadi sarana informasi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Ketua PWI Bojonegoro, Sasmito Anggoro menyampaikan bahwa tindakan dua oknum wartawan yang melakukan tindakan pemerasan ini tidak hanya melanggar kode etik jurnalistik dan UU Pers tapi juga pelanggaran UU pidana umum.
"Karena kasus dua oknum ini jelas adalah pemerasan dengan meminta sejumlah uang dan mengancam kepada nara sumber," kata Sasmito, Rabu (22/3/17).
Sasmito juga mengatakan bahwa masyarakat sekarang harus lebih cerdas untuk mengerti tugas dan fungsi wartawan karena seorang wartawan dalam melakukan liputannya sudah jelas tidak diperkenankan meminta imbalan apapun.
"Dan jika ada wartawan yang datang kepada nara sumber dan mengatakan dengan ancaman akan memuat sebuah berita jika tidak dikasih uang, itu patut di pertanyakan, dan jangan segan-segan laporkan saja pada polisi," kata pria yang juga Sekretaris IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Bojonegoro ini.
Terhadap dua oknum wartawan ini dirinya juga meminta harus dilakukan tindakan hukum sesuai dengan perilaku dan perbuatannya yang merugikan masyarakat dan juga mencoreng nama wartawan di Bojonegoro.
Dirinya juga mengaku mendapatkan banyak laporan dan informasi terkait banyaknya ulah oknum wartawan yang mendatangi narasumber terutama kepala desa dan meminta sejumlah uang. Hal ini seharusnya tidak terjadi dan jika memang ada demikian narasumber bisa melapor ke polisi agar diproses hukum.
"Jika ada ancaman dari wartawan dan meminta sejumlah uang dengan alasan apapun silahkan dilaporkan ke polisi," tambahnya.
Narasumber sendiri diharapkan juga harus lebih cerdas dalam menghadapi wartawan, mana wartawan yang betul-betul melakukan liputan atau mana wartawan yang abal-abal dengan bermodalkan media dan pers card untuk mencari keuntungan sepihak.
"Jika narasumber tahu tugas dan fungsi wartawan, pasti nara sumber tidak segan untuk menghadapi wartawan abal-abal atau bodrek yang hanya bersilaturahmi dan minta uang saja," pungkasnya. (mol/kik)