Menulis itu Bukan Hanya Duduk Mengetik dan Menulis
Sabtu, 29 April 2017 08:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro - Dunia dalam genggaman, slogan ini rasanya tepat untuk memaknai bagaimana mudahnya kita untuk menyebar dan memperoleh informasi. Siapapun bisa menjadi seorang jurnalis, yang lebih dikenal dengan Jurnalisme masyarakat atau netizen. Namun bagaimana menjadi jurnalis atau publiseher yang beretika.
Untuk menyikapi fenomena banjirnya informasi ini, Aji Bojonegoro menggelar workshop literasi Media. Untuk workshop ke lima ini bertemakan 'belajar menjadi penulis ' dengan menghadirkan penulis sekaligus wartawan senior Nanang Fahrudin.
"Proses menulis itu bukan hanya duduk mengetik atau menulis. Tetapi kita juga harus olahraga mengeluarkan keringat. Rasanya akan lebih enak. Murakami, penulis sari Jepang bahkan memadukan menulis dengan lari,” katanya.
Ada dua materi yang disampaikan oleh Nanang dalam workshop tersebut. Yang pertama adalah Jurnalisme Media Sosial. Kedua adalah bagaimana menjaga konsistensi menulis dan menggali ide.
"Dalam menggali ide, bisa dari hal hal yang sederhana dan ada di sekitar kita," kata Nanang F kepada peserta workshop.
Nanang bercerita bahwa dia pernah menulis tentang coc, sebuah game yang digemari anak anak. Tulisan bukan terkait seluk beluk coc, tetapi tulisan yang nenyentil berjudul gerakan melawan Coc.
"Banyak sekali waktu yang terbuang bagi anak. Waktu belajar, berkumpul bersama keluarga. Dan semuanya habis oleh coc," tukasnya.
Selain itu Nanang juga berpesan kepada peserta bahwa menulis itu butuh proses yang panjang. Sehingga harus dipaksa untuk berlatih terus menerus. (ver/kik)