Sampah Menumpuk Usai Pawai, Berkah Bagi Pengepul Rongsokan
Sabtu, 03 Oktober 2015 17:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota – Pawai budaya tingkat SMA dan umum dalam rangka Hari Jadi Bojonegoro ke-338 yang dimulai pukul 09.30 WIB berakhir sekitar pukul 16.00 WIB. Seluruh peserta pawai budaya menampilkan atraksi dan penampilannya masing-masing. Ribuan warga juga berkerumun di sepanjang jalan yang dilalui peserta pawai budaya.
Setelah pawai budaya berakhir tampak tumpukan sampah menggunung di sepanjang jalan yang dilalui peserta pawai seperti di Jalan Panglima Sudirman, Jalan Mas Tumapel, Teuku Umar, WR Supratman, Rajawali, dan Imam Bonjol.
Tumpukan sampah yang menggunung itu menjadi berkah tersendiri bagi pengepul sampah. Seperti halnya Muhammad Mustakim, pengepul sampah dari Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas. Ia membawa becak dan karung besar untuk menampung sampah berupa koran bekas, botol air mineral, kertas karton, dan rongsokan yang bisa dijual.
“Saya bisa mengumpulkan sampah berupa koran bekas dan botol minuman bekas itu sebanyak dua karung,” ujarnya pada BBC, sapaan BeritaBojonegoro.com, saat memungut sampah di Jalan Panglima Sudirman.
Ia menuturkan, sampah atau rongsokan yang telah dimasukkan di karung dan diangkut becak itu selanjutnya nanti akan dibawa ke pengepul rongsokan dan ditimbang. Biasanya, kata dia, ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp50.000 sampai Rp100.000 dari pengumpulan rongsokan itu.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Sakri, 52, pengepul sampah dari Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro. Ia mengumpulkan rongsokan berupa botol bekas, bekas koran, dan kertas karton. Dalam waktu dua jam, ia bisa mengumpulkan rongsokan sebanyak 24 kilogram rongsokan.
Biasanya Sakri mengumpulkan botol plastik dan kardus di perumahan Perumda sehari hanya mendapatkan 4-8 kilogram yang harga jualnya per kilogram Rp 6.400. Namun hari ini hanya waktu 2 jam sudah mendapatkan 6 kali lipat dari biasanya.
Selain pengepul rongsokan itu, petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bojonegoro juga langsung bergerak cepat membersihkan sisa-sisa sampah yang menumpuk di pinggir jalan di sepanjang rute pawai budaya. Sementara itu, usai pawai budaya kondisi lalu lintas tampak kembali normal. Para pengendara sepeda motor dan mobil tampak melintas dengan leluasa di jalanan utama Kota Bojonegoro. (mol/kik)