Peristiwa Gantung Diri
Seorang Warga Padangan Ditemukan Meninggal Dunia Gantung Diri di Kebun Milik Tetangganya
Senin, 14 Agustus 2017 10:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Padangan - Lagi-lagi, peristiwa gantung diri terjadi di wilayah Kabupaten Bojonegoro, kali ini dilakukan Supriyanto (30), warga Desa Ngasinan RT 003 RW 001 Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro. Korban ditemukan oleh para tetangganya pada Senin (14/08/2017) sekira pukul 02.30 WIB dini hari tadi, telah meninggal dunia gantung diri di pohon mangga yang terletak di tegalan milik tetangganya, yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggal korban. Diduga, korban nekat gantung diri karena depresi akibat sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
Menurut keterangan saksi Ngatmin (45), tetangga korban, bahwa sekira pukul 02.00 WIB dini hari tadi, saksi yang sedang berada di dalam rumahnya, mendengar ibu korban yang bernama Ami, berteriak - teriak memanggil nama korban. “Ibunya berteriak memanggil-manggil anaknya, sehingga para tetangga keluar rumah,” terang Ngatmin kepada petugas yang melakukan olah TKP.
Selanjutnya, para tetangga yang mendengar terikan ibu korban, keluar rumah dan diberitahu oleh ibu korban kalau anaknya, Supriyanto, tidak ada di rumah.
“Warga sekitar segeran mencari keberadaan korban dan diketemukan sudah menggantung di pohon mangga tak jauh dari rumah korban.” lanjut Ngatmin.
Senada yang disampaikan saksi, Kapolsek Padangan, Kompol Eko Dhani Rinawan SH, kepada media ini mngungkapkan bahwa pihaknya pada Senin (14/08/2017) sekira pukul 03.30 WIB, menerima laporan dari M Istad (48), Kepala Desa Ngasinan yang melaporkan ada orang meninggal dunia akibat gantung diri. “Kades Ngasinan melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolsek Padangan,” terang Kapolsek.
Mendapati laporan tersebut, Kapolsek bersama anggota segera menuju lokasi kejadian, guna melakukan identifikasi dan olah TKP.
Dari keterangan saksi-saksi, kronologi peristiwa tersebut bermula pada Senin sekira pukul 02.00 WIB dini hari tadi, ibu korban yang bernama Ami, mencari anaknya atau korban di kamarnya dan ternyata korban tidak ada di kamar. Selanjutnya ibu korban berteriak memanggil-manggi nama anaknya sambil meminta tolong kepada para tetangga untuk membantu mencari keberadaan korban.
“Kemudian warga sekitar datang dan membantu mencari keberadaan korban yang akhirnya korban diketemukan gantung diri di dahan pohon mangga di kebun milik tetangganya, yang tak jauh dari rumah korban,” ungkap Kapolsek.
Berdasarkan hasil identifikasi dan olah TKP, diketahui panjang mayat 160 centimeter, berat badan 55 kilogram, kulit sawo matang, rambut hitam ikal, panjang kurang lebih 5 cm, korban memakai kaos pendek motif loreng warna hitam, putih dan coklat, memakai celana pendek warna merah dan memakai celana dalam warna coklat.
“Korban gantung diri dengan menggunakan tali tampar warna hijau tali simpul hidup.” jelas Kapolsek
Sedangkan berdasarkan pemeriksaan medis diketahui terdapat bekas jeratan pada leher korban. “ Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan di sekitar badan korban. Korban dipastikan murni meninggal karena gantung diri,” ungkap Kapolsek.
Sementara, menurut keterangan ibu korban bahwa korban mempunyai sakit di telinganya yang telah dideritanya sejak 10 tahun dan selama ini korban berobat di RSUD Padangan namun penyakit yang dideritanya belum kunjung sembuh.
“Korban sering mengeluh kesakitan dan telingganya sering bengkak.” imbuh Kapolsek
Atas kejadian tersebut, ahli waris korban sudah menerima dengan ikhlas dan menganggap sebagai musibah. Atas permintaan ahli-warisnya, jenazah korban tidak di otopsi yang dinyatakan dengan membuat surat pernyataan yang diketahui dan disaksikan oleh kepala desa setempat. Selanjutnya jenazah korban diserahkan kepada ahli warisnya untuk proses pemakaman. (inc/imm)