Mahasiswa Bakul Kopi
Sempat Jadi Buruh Pabrik dan Kuli Bangunan
Kamis, 08 Oktober 2015 22:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Menjalani beberapa peran dalam satu waktu memang tidak gampang. Apalagi dalam usia yang relatif sangat muda. Hal ini dilakukan oleh seorang mahasiswa salah satu akademi di Bojonegoro, yang juga menjadi bakul kopi, Abdur Rosyid (18).
Pada sebuah dapur berukuran sekitar 3 X 4 meter, Rosyid, tampak sibuk meracik kopi. Selain meracik kopi, gelas minuman hangat lain seperti teh dan susu menunggu untuk diseduh. Aktivitas itu dia jalani tiap hari di kedai kopi yang dikelolanya, bookcoffe. Selain menyediakan kopi, dia juga menyajikan berbagai buku, baik untuk dibaca di tempat maupun dibeli.
"Kami memang sengaja menyediakan buku-buku itu. Selain bisnis, agar bisa merangsang minat baca pengunjung sini," ujar Rosyid pada beritabojonegoro.com (BBC).
Aktivitas pemuda dari Desa Tlogoagung, Kecamatan Baureno, itu harus terhenti ketika waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB siang. Pasalnya dia harus mempersiapkan diri untuk kuliah. Kampusnya mewajibkannya hadir setiap hari, kecuali Minggu. Tentu saja, lanjut dia, untuk menyikapi masalah itu harus pandai-pandai membagi waktu.
Alasannya memilih bisnis kopi adalah untuk membiayai kuliahnya. Sebelumnya dia sempat tidak menempuh pendidikan setelah lulus SLTA. Rosyid merantau ke Gresik untuk menjadi buruh pabrik. Namun hal itu tidak bertahan lama lantaran ada pengurangan karyawan. Sialnya dia termasuk karyawan yang dirumahkan.
Dari Gresik Rosyid kembali mengadu nasib di Paciran, Lamongan. Di sana dia ditampung oleh seorang pengusaha bengkel untuk bekerja. Kerja apapun dilaksanakannya sesuai perintah si bos. Dengan masih menyimpan keinginan melanjutkan kuliah, pemuda 18 Tahun itu hanya betah menjalaninya selama 3 bulan.
"Saya pikir-pikir kok wawasan nggak bisa berkembang, mending jadi kuli bangunan tapi bisa kemana-mana daripada terus-terusan jadi pesuruh," imbuhnya mengenang.
Ternyata, tutur dia, keinginannya menjadi menjadi kuli bangunan benar-benar dilaksanakan di Babat. Dan hasil dari nguli tersebut dapat digunakannya untuk daftar kuliah. Kini dia tercatat sebagai mahasiswa jurusan informatika dan multimedia. Dia mengaku enjoy menjalani dua peran itu. Baginya tidak perlu malu menjalani profesi apapun, selagi itu halal dan tidak melanggar hukum.
Untuk ke depan dia sangat berharap dapat menyelesaikan kuliahnya dengan hasil terbaik. Belajar dari pengalaman, menurut dia, pendidikan dapat membuat kita lebih dihargai orang lain. Selain itu dapat menunjang karir seseorang jadi makin baik. Dia juga menyadai bahwa saat ini hanya orang kreatif dan berani mengambil keputusan yang bisa eksis.
"Untuk bercita-cita muluk belum berani, yang penting kita jalani mengalir saja," pungkasnya polos. (rul/tap)
*) Foto mahasiswa bakul kopi