Hari Bidan Nasional 24 Juni
Peran Bidan Dalam Menekan Angka Kematian Ibu
Minggu, 24 Juni 2018 10:00 WIBOleh dr Achmad Budi Karyono *)
*Oleh dr Achmad Budi Karyono
GARDA terdepan yang ‘bertanggung jawab’ terhadap kesehatan para ibu, khususnya ibu hamil adalah bidan. Hari ini, 24 Juni 2018, diperingati sebagai Hari Bidan Nasional. Peringatan itu tentu saja untuk mengingatkan serta evaluasi keberadaan mereka seberapa jauh keberhasilan peran yang cukup berat dan sangat menantang.
Kita tidak boleh hanya melihat kiprah mereka yang diperkotaan, justru mereka yang tersebar di pelosok desa, apalagi di daerah sulit atau terpencil terkadang sering terlewatkan. Padahal mereka berjuang untuk kelangsungan ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan, selain berjuang untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Suatu perjuangan risiko pekerjaan yang cukup berat dan menantang.
Tanggung jawabnya pun sungguh berat, melawan meroketnya angka kematian Ibu serta bayi, walau sebenarnya tidak dilakukan bidan sendiri. Tetapi sering kali karena kurang tersedianya pelaku kesehatan yang lain, padahal angka kehamilan ibu tidak bisa ditekan, mengharuskan bidan harus berjuang tanpa pendamping. Apalagi tanggung jawab dalam menekan AKI dan AKB merupakan salah satu target dari unsur program nasional (Prognas), salah satu ‘pokja’ Akreditasi dan ketentuan program KemenKes.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat rentang AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per 100 ribu kelahiran hidup. Tetapi dalam kurun waktu 5 tahun kemudian atau 2012, AKI meningkat atau meroket menjadi 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup. Kondisi inilah, yang membuat Indonesia belum dapat memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Padahal seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup.
Itulah gambaran selintas dari perjuangan berat bidan di seluruh Indonesian terutama mereka yang berada di daerah pelosok apalagi di tempat yang sulit terjangkau. Faktor geografi merupakan kendala utama, karena faktor ketenagaan sudah diusahakan tercukupi ketersediannya walau belum diimbangi dengan rekrutmen serta distribusi yang merata penempatannya.
Dengan adanya Hari Bidan Nasional 24 Juni diharapkan tergugahnya semua stake holder yang terkait untuk menuju dan mendukung harapan peran bidan serta harapan bangsa ini pada salah satu unsur Prognas yang seharusnya bisa kita raih secara bersama sama, serta meningkatkan kesehatan seluruh lapisan masyarakat. Selamat berjuang dengan penuh tantangan para bidanku. Semoga kita selalu sehat. (*/imm)
*) Penulis Direktur RS Muhammadiyah Cepu - Blora