Ayo Mbeso karo Waranggono sak Bojonegoro ning Pendapa Malowopati
Kamis, 27 September 2018 18:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Dalam rangka menyambut Hari Jadi Bojonegoro (HJB) yang ke 341 tahun 2018, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu (29/09/2018), mulai pukul 19.30 WIB, bertempat di Pendapa Malowopati Bojonegoro, mengelar Pagelaran Seni Tayub, yang mengambil tema, Ayo Mbeso karo Waranggono Sak Bojonegoro ning Pendapa Malowopati. (red, Ayo Menari Tayub bersama Penari Tayub se Bojonegoro di Pendapa Malowopati).
Selain pagelaran Tayub, sebagai upaya peningkatan kapasitas para seniman tayub, juga akan digelar serangkaian kegiatan workshop yang menurut rencana dilaksanakan selama dua hari dan di akhiri dengan pergelaran seblak sampur atau pagelaran seni tayub.
Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro, Heru Sugiharto SE MM, kepada awak media pada Kamis (27/09/2018)menyampaikan bahwa dalam pagelaran tersebut, dihadirkan 27 orang waranggono tayub (penari), 20 pengrawit (penabuh gamelan) dan 4 orang pramugari (penata tari).
Menurutnya, pentas bersama yang dilaksanakan di pendapa Malowopati Pemkab Bojonegoro ini menambah semangatnya kemeriahan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) yang ke 341 tahun 2018, yang jatuh pada taanggl 20 Oktober 2018.
“Mereka menyisihkan waktu khusus untuk bisa tampil bersama di pendapa Malowopati Bojonegoro,” jelas Kabag Humas dan Protokol.
Kabag Humas dan Protokol mengungkapkan bahwa tayub tanpa mbeso ibarat sayur kurang garam, dimana ada pergelaran tayub pasti ada penggemar kesenian itu, apalagi bisa mbeso ning pendopo.
“Dengan demikian kita bisa mewujudkan sebuah momen yang berharga, bisa mbeso bareng warangggono sak kabupaten ning pendopo Malopopati Pemkab Bojonegoro," ungkapnya.
Untuk itu, melalui media ini pihakna mengajak selueurh warga Bojonegoro dan sekitarnya untuk datang beramai-ramai mbeso karo waranggono tayub sak Bojonegoro, pada hari Sabtu, 29 September 2018 di Pendapa Malowopati Bojonegoro.
“Acara ini terbuka untuk siapa saja warga masyarakat tanpa terkecuali dan gratis,” terangnya.
Tayub adalah salah satu kesenian rakyat yang berbentuk tarian pergaulan, yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Bojonegoro termasuk salah satu daerah yang masih memiliki kesenian tayub yang masih berkembang di era modernisasi, meskipun peminatnya hanya kalangan tertentu.
Kata tayub bisa di artikan di-tata ben podo guyub. (red, diatur biar jadi rukun dan damai). (red/imm)