Peristiwa Orang Meninggal Mendadak
Usai Tanam Jagung di Sawah, Petani di Ngasem Bojonegoro Meninggal Dunia
Rabu, 08 Juli 2020 22:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Seorang petani bernama Sono (70), warga Desa Ngantru RT 023 RW 002 Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, pada Rabu (08/07/2020) sekira pukul 17.00 WIB, meninggal dunia saat usai menaman jangung di sawah miliknya, yang berlokasi di Desa Bareng Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro.
Menurut keterangan keluarganya, korban memiliki riwayat sakit tekanan darah rendah dan setiap kali kambuh badan korban lemas tidak berdaya. Diduga penyebab kematian korban karena penyakit yang dideritanya kabuh secara mendadak sehingga korban meninggal dunia.
Petugas saat lakukan identifikasi mayat Sono (70), warga Desa Ngantru Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, yang meninggal dunia Rabu (08/07/2020)
Informasi yang didapat awak media ini dari Kapolsek Ngasem, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dumas Barutu SH, bahwa kronologi peristiwa tersebut bermula pada Rabu (08/07/2020) sekira pukul 14.30 WIB, korban berangkat ke sawah miliknya yang berada di Desa Bareng Kecamatan Ngasem, bersama-sama dengan anak kandungnya yang bernama Rondi (33) dan istrinya yang bernama Nyamini (55), untuk menanam jagung.
"Sesampainya di sawah, korban bersama anak dan istrinya langsung bekerja menanam jagung," kata Kapolsek Ngasem, SKP Dumas barutu SH.
Selanjutnya sekira pukul 16.40 WIB, korban bersama anak dan istrinya hendak pulang ke rumah, namun tiba-tiba korban terjatuh, sehingga oleh anaknya, korban dibopong untuk dibawa ke Bidan Desa Bareng.
Setelah tiba di tempat bidan desa dan dilakukan pemeriksaan hasil tekanan daranya 80/90 atau cukup rendah, sehingga oleh anaknya berniat dibawa ke RSI Muhammadiyah Kalitidu, dengan menggunakan sepeda motor.
"Namun saat baru berjalan sejauh kurang lebih 50 meter, korban diketahui sudah meninggal dunia, sehingga korban langsung dibawa pulang ke rumahnya dan kejadian tersebut dilaporkan kepada Perangkat Desa Ngantru, lalu diteruskan ke Polsek Ngasem." kata Kapolsek.
Berdasarkan hasil identifikasi, diketahui ciri-ciri mayat, panjang mayat 162 sentimeter, badan kurus, kulit sawo matang, rambut pendek hitam putih beruban, korban mengenakan pakaian kaos panjang warna merah dan memakai celana kolor pendek, warna coklat.
"Dari hasil pemeriksaan petugas medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban." kata Kapolsek.
Masih menurut Kapolsek, bahwa setelah dilakukan musyawarah, pihak kekuarga tidak menghendaki untuk dilakukan otopsi, dan menerima kalau kematian korban karena sakit darah rendah. "Kemudian jenazah korban kami serahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," kata Kapolsek. (red/imm)